Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dituduh Mahathir Memecah Dukungan Melayu, Ini Jawaban Syed Saddiq

Mantan ketua sayap muda Partai Bersatu itu menegaskan, partai yang dibuatnya itu melayani masyarakat Malaysia, terlepas apa pun usia dan rasnya.

Dalam wawancara dengan Malaysiakini, politisi berusia 27 tahun itu menekankan bahwa dia terjun ke politik bukan karena warga Melayu.

"Saya di sini menjadi pelayan bagi semua orang. Saya tak ingin sekadar menyatukan Melayu, tetapi mempersatukan semua Malaysia," tegasnya.

Mantan menteri pemuda dan olahraga pada era pemerintahan Mahathir itu menekankan, dia mempunyai rasa hormat kepada mentornya tersebut.

Meski begitu, Syed Saddiq tak sepakat dengan pendapat Dr M, julukan Mahathir Mohamad, bahwa partainya hanya menepikan pemilih berusia tua.

Dikutip Malay Mail, Senin (14/9/2020), dia menegaskan bahwa partainya itu bukan "eksklusif khusus anak muda", tetapi "dipimpin oleh generasi muda".

Pemuda yang kini menjadi anggota parlemen dari daerah pemilihan itu Muar itu menegaskan, kekuatan "Negeri Jiran" terletak pada keberagaman penduduknya.

Dia kemudian menjelaskan bahwa partainya bakal diisi tak hanya pemuda, tetapi juga aktivis, teknokrat, pemimpin sipil, hingga pengusaha.

Syed menuturkan, mereka akan fokus pada pendanaan publik, dan tak terpaku pada sponsor perusahaan agar "tak diperbudak" siapa pun.

Dia merespons pernyataan Mahathir pada pekan lalu, ketika mantan Perdana Menteri Malaysia itu menyuarakan keraguannya akan partai Syed.

Dr M mengatakan, partai muda Syed kecil kemungkinannya lolos pemilu jika tidak memperhitungkan pemilih tua, dan mengklaim bisa memecah suara Melayu.

PM pada periode 2018-2020 dan 1981-2003 itu mengatakannya setelah sang mantan anak didik menolak untuk bergabung bersama partainya, Pejuang.

https://www.kompas.com/global/read/2020/09/14/172901970/dituduh-mahathir-memecah-dukungan-melayu-ini-jawaban-syed-saddiq

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke