Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

The Bunker, Cara Difabel Inggris 'Berdamai' dengan Pandemi Corona

LONDON, KOMPAS.com - Orang-orang dengan disabilitas telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mendapatkan solusi terhadap masalah-masalah yang tak bisa diakses.

Sekarang, di tengah pandemi virus corona, sebuah kelompok disabilitas di Inggris telah menemukan suatu jalan untuk bisa "berdamai" dengan situasi, berbagi informasi serta saling menguatkan satu sama lain.

The Bunker.

Sebuah kelompok di halaman media sosial Facebook yang baru aktif sejak kurang lebih 6 bulan yang lalu. Di dalamnya, terdapat banyak hal dan informasi yang bisa dibagi antar anggota.

Banyak anggota dari kelompok itu bergantung pada asisten pribadi (Personal Assistant) yang mengunjungi rumah mereka untuk membantu perawatan.

Namun, ketika karantina dimulai di Inggris, banyak yang menghadapi pilihan sulit: mengizinkan pengasuh di rumah dan menempatkan diri mereka dalam risiko terpapar wabah atau menangguhkan perawatan, dan merasakan ketidaknyamanan atau mungkin lebih buruk dari itu semua.

Tentu saja, pengasuh mereka juga berisiko.

Melansir BBC, salah satu dari mereka yang mengunggah di halaman grup The Bunker adalah Chris Ledger, dari Bangor, Irlandia Utara, yang menderita rheumatoid arthritis dan kanker payudara stadium 4.

Dia bercerita kalau dia terpaksa melepas pengasuhnya karena aturan di tengah pandemi. Tak hanya Ledger, kasus serupa juga banyak dialami penyandang disabilitas lainnya. 

Selain karena aturan, para pengasuh atau perawat pribadi tidak berani mengunjungi mereka karena takut menulari dan juga takut ditulari.

The Bunker sendiri dibuat oleh Dennis Queen, setelah banyak temannya mengalami hal serupa yang dialami Ledger. 

Grup Facebook itu kini sudah punya 817 anggota dan saran yang dibagikan di sana sering kali apa adanya.

Namun, ketika datang bulan Maret lalu, pengasuh atau perawat disabilitas diberikan izin untuk bisa kembali menyesuaikan jadwal mereka untuk merawat dan mengunjungi rumah kliennya, seperti sekedar membersihkan rumah.

Tak hanya "curhat", grup itu juga saling membagi informasi-informasi yang bermanfaat. Dalam sebuah unggahan, dijelaskan bahwa pemerintah Inggris memberikan bantuan non-manusia bagi mereka yang punya kondisi penyakit seperti epilepsi dan kesulitan bernapas.

Berkat informasi itu, salah satu penyandang disabilitas bisa menggunakan anggaran daruratnya untuk membeli sebuah speaker pintar Echo Show yang dilengkapi dengan fitur video sehingga orang lain bisa memantaunya dari jauh.

Ini adalah solusi sederhana dan relatif murah dan buktinya solusi itu berhasil.

Di dalam grup Facebook itu, semua anggotanya berbagi cerita mereka, seakan-akan media online itu menjadi sebuah wadah untuk "ber-katarsis".

"Pembuat [grup], admin dan mereka yang telah berbicara dengan saya ketika saya membutuhkan, adalah LEGEND," ungkap Elle, salah satu anggota komunitas itu. "Ini membuat saya sadar bahwa saya tidak sepenuhnya sendirian."

Dennis Queen, yang membuat grup itu mengatakan bahwa persahabatan sejatinya inti dari pembentukan grup Facebook The Bunker.

"[Grup] ini [adalah] tentang memberikan dukungan emosional karena orang-orang [sedang] khawatir. Kami sedang menghancurkan [rasa] kesepian itu."

Anggota grup itu juga terdiri dari difabel yang berasal dari berbagai kalangan. Ruth Patterson, misalnya.

Patterson adalah musisi perempuan dari band Holy Moly & The Crackers. Dia mengidap Sindrom Ehlers-Danlos yang memengaruhi jaringan ikat tubuh dan menyebabkan rasa sakit kronis juga kelelahan. Dia didukung oleh tiga pengasuh dan suaminya.

Dia mengatakan, pengalamannya telah membantunya untuk menghadapi pandemi dan, setelah harus membatalkan tur band indie-folk-nya karena Covid-19, dia menulis di grup itu bahwa penyandang disabilitas adalah "mungkin orang yang paling tangguh yang Anda kenal saat ini".

Dia berkata, "Ketika Anda hidup dengan tantangan ekstra seperti sakit kronis, kehilangan mobilitas, penglihatan atau pendengaran dan harus menjalani hidup dengan cara yang berbeda karena segala bentuk kecacatan, Anda harus beradaptasi."

"Tidak ada pilihan selain menjadi kuat setiap hari, bahkan jika kita tidak merasakannya."

Meski begitu, rupanya tidak hanya The Bunker yang memanfaatkan pengetahuan kolektif tentang hidup dalam karantina karena alasan kesehatan.

Beberapa grup Facebook dan WhatsApp lain juga bermunculan di seluruh Inggris.

https://www.kompas.com/global/read/2020/09/14/171811570/the-bunker-cara-difabel-inggris-berdamai-dengan-pandemi-corona

Terkini Lainnya

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Global
Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Global
Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Internasional
Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke