Menurut keterangan Wakil Menteri Kesehatan Oleg Gridnev, mereka yang bakal mendapatkan prioritas adalah pekerja medis serta warga lanjut usia.
Pejabat senior di kementerian kesehatan, Mikhail Murashko, pekan lalu mengumumkan vaksinasi massal bakal digeber pada Oktober mendatang.
Dia menerangkan bahwa biaya mendapatkan vaksin virus corona akan menjadi tanggungan negeri "Beruang Merah", dilaporkan Russian Today Jumat (7/8/2020).
"Pendaftaran vaksin yang dikembangkan Gamelei Center bakal dilaksanakan pada 12 Agustus," kata Gridnev kepada awak media dikutip RIA Novosti.
Dia menerangkan saat ini tim peneliti sudah berada di tahap ketiga, yang dia sebut tahap terakhir dalam pengembangan obat Covid-19.
Dia menturukan fase ini merupakan momen yang sangat penting. "Kami harus memahami bahwa vaksin ini sendiri sudah aman," paparnya.
Namun, Kementerian Kesehatan Rusia langsung mengeluarkan rilis resmi, mengklarifikasi pernyataan yang sudah disampaikan Gridnev.
Dalam klarifikasinya, kementerian mengaku tengah memeriksa dokumen yang dibutuhkan oleh Gamelei Center dalam mematenkan obatnya.
Dokumen yang dibutuhkan tersebut termasuk data dari uji klinis. "Proses registrasi tergantung dari hasil uji coba," jelas kementerian.
Uji coba itu dilakukan di Universitas Sechenov, Moskwa, pada 18 Juni lalu, dengan 38 relawan ambil bagian di dalamnya.
Kecepatan Kremlin dalam meneliti dan mengembangkan formula mengenyahkan Covid-19 membuat negara Barat mengernyitkan dahi.
Namun menurut Vadim Tarasov, penelit di Universitas Sechenov, mereka mempunyai pengalaman 20 tahun meneliti bagaimana transmisi virus penyakit lain.
Pernyataan itu jelas menjadi kabar baik untuk Rusia, yang saat ini mencatatkan lebih dari 870.000 kasus positif virus corona.
Negeri "Beruang Merah" masuk dalam empat besar negara yang paling parah terdampak wabah, bersama dengan AS, Brasil, dan India.
Tarasov menerangkan, teknologi pengembangan vaksin itu berdasarkan adenovirus, yakni flu biasa, di mana diciptakan secara artifisial.
Nantinya, protein dalam vaksin akan melakukan penggandaan protein Covid-19, memicu "respons kekebalan yang mirip dengan virus corona", jelas Tarasov.
https://www.kompas.com/global/read/2020/08/08/164838770/rusia-bisa-jadi-negara-pertama-di-dunia-yang-temukan-vaksin-virus-corona