Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ringkasan Ledakan yang Mengguncang Beirut, Lebanon, dari Jumlah Korban hingga Dugaan Penyebabnya

BEIRUT, KOMPAS.com – Ibu kota Lebanon, Beirut, diguncang ledakan dahsyat yang menarik perhatian seluruh dunia pada Selasa (4/8/2020) petang waktu setempat.

Ledakan yang berlokasi di kawasan pelabuhan itu mengguncangkan seluruh ibu kota, mengguncang bangunan, dan menebarkan kepanikan di antara warga.

Berikut ringkasan insiden ledakan di Beirut yang dilansir dari berbagai sumber.

Dua ledakan

Ledakan pertama terjadi di kawasan pelabuhan pada Selasa petang waktu setempat. Banyak warga yang merekam dampak ledakan pertama dengan asap abu-abu yang membubung tinggi.

Selang beberapa saat, pada pukul 18.08 waktu setempat terjadi ledakan kedua yang jauh lebih besar dari ledakan pertama, sebagaimana dilansir New York Times.

Kepulan asap berwarna oranye membubung ke langit setelah ledakan kedua terjadi. Diikuti gelombang kejut mirip tornado yang menyapu Beirut.

Saking masifnya, ledakan itu bisa terdengar hingga ke negara tetangga, seperti Siprus yang terletak 240 kilometer jauhnya.

Seorang prajurit anonim mengungkapkan, apa yang terjadi di lokasi kejadian begitu kacau. Banyak ambulans didatangkan untuk mengevakuasi korban pasca-ledakan.

Seorang pensiunan guru berusia 70-an tahun yang sudah bertahun-tahun tinggal di dekat pelabuhan, Makrouhie Yerganian, mengatakan, ledakan tersebut seperti bom atom, sebagaimana dilansir AFP.

Dia menuturkan, insiden seperti itu belum pernah dia rasakan sebelumnya. Bahkan, ketika Lebanon diguncang perang saudara pada 1975-1990.

Yerganian menerangkan, semua bangunan di sekitar tempat tinggalnya langsung kolaps, dan sang paman yang berusia 91 tahun tewas karena luka-lukanya.


Korban ledakan

Hingga berita ini ditulis, sebanyak 78 orang dilaporkan tewas dan sekitar 4.000 orang terluka, sebagaimana dilansir Reuters.

Jumlah korban dan tewas maupun luka-luka diperkirakan akan terus meningkat mengingat proses evakuasi masih berlangsung.

Menteri Kesehatan Lebanon Hamad Hasan mengatakan, masih banyak orang yang dilaporkan hilang.

“Orang-orang bertanya kepada departemen darurat tentang orang-orang yang mereka cintai dan sulit untuk mencari di malam hari karena tidak ada listrik," kata Hasan.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah mengatakan, ada satu orang warga negara Indonesia yang luka, tetapi kondisinya sudah stabil.

"Ada satu WNI yang mengalami luka-luka (inisial NNE). Staf KBRI sudah berkomunikasi melalui video call dengan yang bersangkutan. Kondisinya stabil, bisa bicara dan berjalan," kata Faizasyah.

Dia menambahkan, yang bersangkutan sudah diobati oleh dokter rumah sakit dan sudah kembali ke apartmennya di Beirut.


Penyebab ledakan

Perdana Menteri Hassan Diab menyatakan, penyebab ledakan tersebut disinyalir disebabkan karena 2.750 ton amonium nitrat yang merupakan pupuk pertanian.

Diab menambahkan bahwa pupuk itu disimpan selama bertahun-tahun dalam gudang di tepi laut. "Memicu bencana alam dalam setiap arti," kata dia dilansir dari AFP.

Diab menegaskan bahwa Pemerintah Lebanon segera menggelar penyelidikan untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab atas insiden mengerikan tersebut.

"Apa yang terjadi hari ini tidak akan dibiarkan begitu saja. Mereka yang bertanggung jawab akan menerima akibatnya," janji Diab.

Sebelumnya, Kepala Keamanan Umum Abbas Ibrahim mengatakan, pihaknya mengamankan "material berdaya ledak tinggi" beberapa tahun sebelumnya.

https://www.kompas.com/global/read/2020/08/05/125045470/ringkasan-ledakan-yang-mengguncang-beirut-lebanon-dari-jumlah-korban

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke