Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dihukum 16 Tahun Penjara oleh Rusia, Eks Marinir AS Merasa Dirinya Seperti Mr Bean

Ia dihukum atas tuduhan spionase, karena hendak mencuri data rahasia Rusia dalam sebuah flash disk.

Tak pelak, kasus ini semakin meruncingkan perselisihan antara Washington dengan Moskwa, dan memicu spekulasi pertukaran tahanan.

Saat didakwa bersalah, Whelan berdiri di Pengadilan Kota Moskwa dengan memegang tanda bertuliskan "Pengadilan palsu!" dan meminta Presiden Donald Trump turun tangan dalam kasus ini.

Proses peradilannya adalah "politik Rusia yang licik, tidak lebih, tidak kurang," kata Whelan dikutip dari AFP Senin (15/6/2020).

Pria berusia 50 tahun itu ditahan di penjara Moskwa sejak penangkapannya pada Desember 2018. Persidangannya digelar tertutup karena tuduhan mencuri rahasia negara.

Sepanjang persidangan Whelan bersikeras tidak bersalah, dan berkata dia dijebak. Whelan juga membandingkan dirinya dengan karakter komedi Mr Bean.

"Rusia mengira mereka menangkap James Bond dalam misi mata-mata, pada kenyataannya mereka menculik Mr Bean yang sedang berlibur," katanya.

Whelan mengungkapkan, dia ditahan saat berkunjung ke Moskwa untuk menghadiri pesta pernikahan.

Saat itu ia mengambil flash disk dari seorang kenalan, yang mengira flash disk-nya berisi foto-foto liburan.

Jaksa telah meminta hakim menghukum Whelan 18 tahun penjara, lebih singkat dari 20 tahun hukuman maksimal untuk dakwaan tersebut.

"Tidak ada bukti"

Duta Besar Amerika Serikat untuk Moskwa, John Sullivan, mengecam persidangan ini karena menurutnya tidak adil dan kurang transparan.

"Saya kecewa, geram dengan apa yang baru saja saya dengar," ungkapnya kepada wartawan di pengadilan.

"(Whelan) telah dijatuhi hukuman 16 tahun penjara tanpa ada bukti."

"Saya tidak terkejut. Kasus ini sejak awal mengarah ke sana," tambahnya.

Bulan lalu jaksa penuntut mengatakan, Whelan hendak mendapatkan informasi rahasia negara dan dapat membahayakan keamanan Rusia. Demikian yang dikatakan pengacaranya, Vladimir Zherebenkov kepada wartawan.

Jaksa mengklaim bahwa Whelan memiliki pangkat, setidaknya seorang kolonel, di badan intelijen pertahanan AS, kata pengacara itu.

Vonis hukuman penjara ini telah diperkirakan keluarga Whelan sebelumnya.

Setelah putusan keluar, David Whelan selaku saudara Paul Whelan mengatakan, keluarganya akan terus berjuang membebaskannya, dan mengkritik putusan pengadilan bermotif politik.

"Kami berharap pengadilan dapat membebaskannya, tetapi pada akhirnya, hakim-hakim Rusia adalah entitas politik, bukan hukum," ucapnya dikutip dari AFP.

Whelan diberhentikan secara tidak hormat sebagai marinir, lalu bekerja menjadi kepala keamanan di perusahaan suku cadang mobil AS.

Ada spekulasi Whelan yang juga memiliki paspor Inggris, Kanada, dan Irlandia, dapat dikembalikan ke AS dalam pertukaran tahanan.

Pengacara Whelan pada Senin berujar, dinas intelijen Rusia sedang mempertimbangkan pertukaran tahanan dengan dua orang Rusia yang ditahan di AS.

Salah satunya adalah pilot Konstantin Yaroshenko, yang dipenjara atas tuduhan penyelundupan narkoba.

David Whelan menerangkan, keluarganya berharap hukuman ini akan memungkinkan Rusia dan AS "segera membahas pemulangan Paul."

Whelan telah mengeluh dianiaya di penjara, dan akhir bulan lalu menjalani operasi di rumah sakit Moskwa. Keluarga mengatakan itu adalah operasi hernia.

Kedutaan besar AS mengkritik pihak berwenang Rusia menunggu sampai kondisinya terancam untuk memberi pertolongan medis.

Namun Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut prosedur itu sudah biasa.

https://www.kompas.com/global/read/2020/06/15/185552670/dihukum-16-tahun-penjara-oleh-rusia-eks-marinir-as-merasa-dirinya-seperti

Terkini Lainnya

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Global
Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Global
Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Global
Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Global
Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke