Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pakar Kesehatan Hong Kong Peringatkan Fase New Normal: Harus Terbiasa Berdampingan dengan Virus Corona

HONG KONG, KOMPAS.com - Hong Kong masih menerapkan aturan ketat jaga jarak sosial atau social distancing di tengah fase new normal.

Termasuk membatasi pertemuan publik dengan maksimal 8 orang selama dua pekan ke depan mengingat klaster infeksi lokal baru dari sumber yang tidak diketahui.

Namun, pihak otoritas mungkin akan mengizinkan beberapa pelonggaran aturan seperti pertemuan besar kegiatan agama, dengan tidak mengizinkan mereka makan atau pun minum selama acara.

Dilansir SCMP, pemerintah Hong Kong sebelumnya juga memberikan pengecualian soal pemakaman dan mengizinkan hingga 50 orang untuk bisa menghadiri pernikahan.

Kegiatan publik lain juga bisa dibuka kembali selama tindakan pencegahan dilakukan dan diamati.

Tempat karaoke juga bisa dibuka kembali selama orang-orang menggunakan masker saat bernyanyi dan mikrofon selalu didisinfektan setelah digunakan.

8 tipe bisnis lainnya seperti bioskop, gym, tempat bermain Mahyong dan klinik kecantikan bahkan sudah dibuka sejak 8 Mei lalu dengan berbagai kondisi ketat.

Profesor Sophia Chan Siu Chee memperingatkan warga Hong Kong bahwa mereka mungkin harus terbiasa hidup 'berdampingan' dengan virus corona.

"Sebagai seorang pakar, saya memperkirakan virus corona tidak akan hilang begitu saja dan masih menjadi endemi. Hong Kong harus mempertimbangkan ulang bagaimana caranya melakukan new normal," ujar Chan dalam acara program di salah satu radio.

Sejauh ini, dalam 23 hari terakhir, Hong Kongn memang tidak memiliki catatan penularan lokal sampai pekan lalu, sepasang suami-istri dan satu dari cucu perempuan mereka positif terjangkit Covid-19. 

Peristiwa itu kemudian memicu tes virus corona massal di tengah-tengah masyarakat.

Sekolah di Hong Kong juga akan tetap berlangsung dalam fase new normal dua pekan ke depan seperti yang sudah mereka jadwalkan.

Sekolah dijadwalkan untuk memulai kelas olahraga pada Rabu pekan depan yang akan dimulai oleh murid-murid senior SMP diikuti oleh murid junior SMP dan murid-murid sekolah dasar pada 8 Juni mendatang.

Chan juga mengatakan kalau Hong Kong harus memikirkan ulang strategi melawan penyakit Covid-19 termasuk meningkatkan kapasitas pengujian harian, saat ini telah dilakukan 4.000 tes per hari, bisa ditingkatkan menjadi 5.000 per hari.

Hal itu guna mendeteksi kasus-kasus di tengah masyarakat.

Pihak otoritas sendiri menurut Chan harus menargetkan grup-grup yang memiliki kerentanan tinggi termasuk petugas bandara dan pekerja di rumah atau panti jompo dengan sedikit atau bahkan nol gejala pernapasan.

Sejauh ini, pemerintah Hong Kong telah menyetujui dana sebesar 220 juta dolar Hong Kong atau setara dengan Rp 422 miliar untuk dua universitas lokal dalam meningkatkan tes uji laboratoriumnya.

Kementerian untuk urusan pangan dan kesehatan juga meminta warga Hong Kong untuk toleran dengan tindakan pemerintah yang kadang menekan dan kadang mencabut larangan, di mana jaga jarak sosial terkadang berulang kali dilonggarkan dan diketatkan kembali untuk bisa menghadapi perubahan-perubahan tingkat risiko.

https://www.kompas.com/global/read/2020/05/18/121407770/pakar-kesehatan-hong-kong-peringatkan-fase-new-normal-harus-terbiasa

Terkini Lainnya

Penyebab Kenapa Menyingkrkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkrkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Global
Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Global
Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Global
Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Global
Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Global
Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Global
Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Global
Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke