Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Setelah Pepaya Positif Covid-19, Presiden Tanzania Kini Impor 'Obat' Covid Organics

DODOMA, KOMPAS.com - Presiden Tanzania, John Magufuli mengirim penerbangan ke Madagaskar untuk memperoleh minuman herbal tonik yang disebut-sebut sebagai obat untuk pasien Covid-19. 

Padahal, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa tidak ada bukti apa pun terkait kekhasiatan dari 'obat' bernama Covid Organics itu.

Presiden Congo-Brazzaville pun bahkan berjanji untuk mengimpor minuman herbal tersebut.

Dikutip dari BBC, minuman herbal itu diketahui berbahan dasar tanaman artemisia yang merupakan sumber bahan pada perawatan penyakit Malaria.

Berdasarkan laporan kepala staf kepresidenan Tanzania, Lova Hasinirina Ranoromaro, minuman itu telah diluncurkan dan dipasarkan setelah diuji kepada kurang dari 20 orang dalam tiga pekan. 

Selain Tanzania, beberapa negara Afrika lainnya juga telah mengonsumsi minuman tersebut. Diketahui pada Sabtu (2/5/2020) kemarin, Madagaskar mengirim pasokan minuman itu ke Guinea-Bissau.

Presiden Madagaskar, Andry Rajoelina juga mengunggah pernyataan di Twitternya bahwa utusan khusus untuk Equatorial Guinea telah mengambil kiriman minuman Covid Organics itu.

"Saya sedang menghubungi Madagaskar, dan mereka sudah menulis surat yang mengatakan bahwa mereka telah menemukan beberapa obat. Kami akan mengirim penerbangan untuk membawa pulang obat tersebut sehingga rakyat Tanzania bisa mendapatkan manfaat (dari obat itu). Jadi, sebagai pemerintah, kami telah bekerja siang dan malam," ungkap Magufuli.

Peringatan WHO

WHO telah memperingatkan masyarakat untuk tidak melakukan pengobatan otodidak. Termasuk peluncuran Covid Organics, WHO mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikutip BBC.

Pernyataan itu mengatakan bahwa badan kesehatan global itu tidak merekomendasikan pengobatan otodidak dengan obat apa pun untuk mencegah atau pun mengobati Covid-19.

Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa tidak ada jalan pintas untuk menemukan mediasi yang efektif dalam memerangi virus corona.

WHO juga menambahkan kalau uji coba internasional sedang dilakukan untuk menemukan pengobatan yang efektif.

Pada Maret, Pusat Nasional untuk Kesehatan Komplementer dan Integratif yang berpusat di AS memperingatkan terhadap obat corona yang diklaim, termasuk terapi herbal dan teh.

Badan kesehatan itu mengatakan cara terbaik untuk mencegah infeksi virus corona adalah dengan menghindari paparan virus itu sendiri.

Respons Magufuli terhadap wabah

Sejauh ini Presiden Magufuli kerap mendapat kritik tentang reaksinya yang aneh dan lamban menangani virus corona.

Dia tetap menganjurkan rakyatnya untuk pergi ke tempat umum seperti beribadah bersama di tempat ibadah, sementara banyak negara lain menutup tempat-tempat ibadah.

Kelambanan Tanzania dalam menerapkan tindakan pencegahan penularan Covid-19 ke depannya bisa melonjakkan angka infeksi di negara itu berdasarkan keterangan WHO.

Negara Tanzania saat ini telah mengonfirmasi 480 kasus positif infeksi virus corona meski Magufuli mengatakan laporan laboratorium nasional terdengar dilebih-lebihkan dan dia meragukan kredibilitas laboratorium itu.

Dia bahkan mengatakan sebelumnya bahwa secara diam-diam telah menguji beberapa hewan dan bebuahan di laboratorium.

Hasilnya, buah pepaya (paw-paw), seekor burung puyuh dan seekor kambing dinyatakan positif terjangkit corona.

"Itu berarti ada kemungkinan kesalahan teknis atau reagen yang diimpor ini memiliki masalah," ujar Magufuli tanpa memberikan detil lebih lanjut.

https://www.kompas.com/global/read/2020/05/04/140000170/setelah-pepaya-positif-covid-19-presiden-tanzania-kini-impor-obat-covid

Terkini Lainnya

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Global
Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Global
Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Global
Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Global
Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Global
Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Global
Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Global
Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Global
Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Internasional
6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

Global
Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Global
Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Global
[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Global
Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke