Putin Kirim Bantuan Alat Medis ke AS, Trump: 'Very Nice'

MOSKWA, KOMPAS.com - Pemerintah Rusia telah mengirim peralatan medis melalui penerbangan ke AS untuk bantu AS tangani wabah virus corona pada Selasa (31/3/2020) sebagaimana dikutip TASS.

Presiden AS Donald Trump mengatakan pada media di Gedung Putih, "Harus kukatakan bahwa AS memiliki hubungan yang sangat baik dengan banyak negara. Bahkan China juga mengirim banyak bantuan kepada kami."

Dia juga menambahkan, "Rusia juga mengirim bantuan dengan pesawat yang sangat besar dan memuat banyak peralatan medis. Very nice."

Meski begitu, Trump tidak melanjutkan lebih detil bantuan alat medis apa yang dikirim Rusia.

Trump juga menambahkan bahwa negara lain yang mengirim bantuan kepada AS membuatnya terkejut, "lebih tepatnya terkejut karena bahagia," kata Trump.

Sementara itu, pihak Rusia juga mengonfirmasi adanya pengiriman tersebut. Dilansir dari the Interfax News Agency, pada Selasa (31/3/2020) juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan Rusia mengirim bantuan alat medis ke AS.

Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan panggilan telepon dengan Presiden AS Donald Trump pada Senin (30/3/2020) dan mendiskusikan tentang wabah virus corona, perdagangan minyak dan mengarahkan menteri energi mereka untuk berdiskusi.

Peskov mengatakan, "Trump merasa bersyukur dengan bantuan alat medis yang diterimanya." 

Meski begitu, keadaan hubungan antara Moskwa dan Washington selama ini memang diketahui rumit terlebih dalam beberapa tahun terakhir, Moskwa mendapat sanksi dari AS. 

Sanksi AS dihadapkan pada beberapa perusahaan Rusia dalam menanggapi pencaplokan Crimea oleh Rusia pada 2014. Juga dukungan Rusia untuk separatis di Ukraina Timur dan ketegangan internasional lainnya.

Soal proses kesepakatan rinci pasokan medis yang dikirim Rusia ke AS, Peskov berkata, "Tampaknya beberapa pihak di AS tidak berkontribusi pada masalah teknis yang tepat dan sesuai dengan perjanjian kedua presiden."

Padahal, berdasarkan laporan resmi Worldometers, AS memiliki lebih dari 188 ribu kasus infeksi terkonfirmasi positif. Angka kematiannya pun cukup tinggi, sebanyak 4.054 jiwa.