KOMPAS.com - Sabrina Santoso bersama ibunya mulai mendirikan usaha es pisang ijo khas Makassar setidaknya selama lima tahun belakangan.
Berawal dari pesanan antar teman dan saudara, Sabrina kemudian mendirikan gerai Pisang Ijo Cendana pertama di Grandlucky, SCBD, Jakarta Selatan pada 2017.
Penyajian es pisang ijonya berbeda dengan yang umum ditemui di Jakarta. Makanan tradisional ini disajikan lebih modern, tetapi tetap mempertahankan nilai tradisionalnya.
Ada lima kondimen utama, yakni pisang ijo, bubur sumsum, es serut, sirup, dan kental manis dalam seporsi Pisang Ijo Cendana.
Menariknya, pisang ijo dibuat langsung dari pisang raja dan adonan kulit menggunakan tangan hingga membentuk pisang berwarna hijau. Kulitnya yang elastis membuat pisang ijo terasa mudah dilekukkan saat penyajian.
Sebelum berhasil menyajikan es pisang ijo dengan tampilan unik dan modern, ibu dari Sabrina beberapa kali bolak-balik kampung halaman di Makassar demi mempelajari resep aslinya.
"Karena mau memastikan kualitasnya sama. Kalau di Jakarta belum banyak pisang ijo yang benar-benar tradisional seperti di Makassar," kata Sabrina.
Bermodal keluarga yang gemar membuat kue tanpa ada latar belakang bisnis, Sabrina kini berhasil mendirikan tiga gerai Pisang Ijo Cendana, yakni di SCBD, Sarinah, dan Menteng.
Pisang Ijo Cendana SCBD buka setiap hari mulai pukul 10.00-20.00 WIB, serta Pisang Ijo Cendana di Sarinah dan Menteng buka setiap hari pukul 10.00-22.00 WIB.
Baca juga:
Warna pisang ijo di Pisang Ijo Cendana terlihat pekat. Sabrina mengatakan, hijau pekatnya berasal dari campuran daun suji dan daun pandan.
Tidak ada pemakaian pewarna dalam pembuatan es pisang ijo. Demikian juga dengan pengawet.
Itu sebabnya, Sabrina harus pintar-pintar mengatur seberapa banyak kebutuhan jual di setiap gerai karena produknya hanya tahan selama satu hari.
Ia dan ibunya akan mulai produksi pisang ijo serta menu lainnya setiap hari pukul 04.00 WIB bersama tiga karyawan, mengantarnya langsung ke tiga gerai.
Ada pisang ijo, bubur ketan hitam, bubur mutiara, bubur candil, bubur sumsum, serta santan kental dan gula merah cair yang harus diproduksi setiap harinya.
"Aku sama mama yang bikin langsung dengan tangan, tidak pakai cetakan atau mesin. Semuanya handmade. Kalau dibilang handmade with love, it's make with love gitu karena semua resep masih aku yang bikin," jelas Sabrina.
Semua bahan makanan kebutuhan bisnisnya diperoleh langsung dari pasar. Bukan sekadar memenuhi keperluan, cara ini juga dilakukan untuk mendukung petani lokal.
Terutama pisang dan kelapa yang paling banyak dipakai Sabrina setiap hari untuk memenuhi kebutuhan Pisang Ijo Cendana.
Sementara untuk sirup pisang ambon berwarna merah yang dipakainya, dibeli langsung dari Makassar demi menyempurnakan rasa dan penyajian.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.