Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Festival Keberlanjutan Pangan 2022 Digelar Gratis Akhir Pekan Ini

Kompas.com - 12/10/2022, 14:04 WIB
Krisda Tiofani,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Eathink Market Fest akan hadir tepat pada peringatan Hari Pangan Sedunia, 15-16 Oktober 2022 di Open Door Flavor Bliss, Alam Sutera, Tangerang Selatan, Banten.

Eathink Market Fest merupakan festival keberlanjutan pangan, dibuat oleh Food Sustainesia, bisnis sosial yang fokus mengajak generasi urban milenial untuk mulai membuat pilihan makanan lebih baik, serta mengenal sistem pangan berkelanjutan lewat serangkaian kampanye dan edukasi.

Jaqualine Wijaya, Co-founder Food Sustainesia menuturkan, festival ini bisa menjadi langkah lanjutan untuk menjawab tantangan keberlanjutan pangan pada anak muda di Indonesia.

"Apa sih yang harus dilakukan sebagai konsumen atau anak muda? Gimana caranya saat kita sudah mengatahui apa yang dilakukan, kemudian mengedukasi perannya ke anak muda, itu yang dilakukan," kata Jaqualine dalam acara road to Eathink Market Fest 2022, Selasa (11/10/2022).

Berbagai kegiatan dirangkai khusus dalam Eathink Market Fest 2022. Mulai dari workshop, bincang-bincang mengenai hidup sehat dan berkelanjutan, demo masak, dan 50 stan bazar yang menjual bahan makanan ramah lingkungan.

Festival keberlanjutan pangan ini dibuka untuk umum gratis. Pendaftarannya bisa diakses langsung melalui situs Eathink.

Baca juga:

Indonesia peringkat ke-3 sampah makanan terbanyak

ilustrasi sampah makanan. shutterstock/Fevziie ilustrasi sampah makanan.

Kegiatan ini juga tak lepas pada tingginya angka food loss and waste Indonesia pada 2021, sesuai dengan laporan Bappenas.

"Dari situ dituliskan bahwa per kapita per tahun untuk food loos and waste 2000-2019 sekitar 115-184 kilogram per kapita per tahun. Jadi bisa dibayangkan ratusan kilogram itu terbuang per kapita per tahun," kata Dewi Fatmaningrum, Food Security and Nutrition Officer FAO Indonesia.

Angka tersebut menjadikan Indonesia berada di peringkat ke-3 sebagai negara penghasil food loss and waste terbanyak di dunia, setelah Arab Saudi dan Amerika Serikat.

Menurut Dewi, ratusan kilogram sampah makanan yang dihasilkan Indonesia setidaknya bisa memberi makan 20-40 juta orang, sekitar 30-40 persen populasi secara nasional.

Tingginya angka sampah makanan di Indonesia juga berdampak pada kenaikan jumlah pengidap penyakit tidak menular.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) sendiri menunjukkan jumlah hipertensi meningkat dari 25,8 persen pada 2013 menjadi 34,1 persen pada 2018.

Jumlah pengidap diabetes untuk usia di atas 15 tahun juga naik dari 1,5 persen pada 2013, menjadi dua persen pada 2018.

Baca juga:

 

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com