Oleh: Kevindra Soemantri
Kawasan Senen, Kwitang dan Kramat di Jakarta Pusat bisa saya bilang sebagai hub makanan
yang jarang diperhatikan oleh warga Jakarta.
Hanya mereka yang entah besar di wilayah itu, atau yang betul-betul petualang makanan, yang bisa melihat potensinya.
Perhatian saya terhadap area ini sebelumnya hanya sebatas ruang lingkup wilayah Atrium saja, tempat yang sesekali didatangi oleh ibu saya dulu.
Namun, cara pandang saya melihat area ini sekarang berubah semenjak masuk ke dunia kuliner.
Salah satu yang menjadikan wilayah Senen-Kramat-Kwitang menarik adalah banyaknya varian
makanan di sini.
Kumpulan kedai-kedai nasi kapau khas Bukittinggi dengan lamang tapainya yang dijejer di sisi jalan.
Ada juga toko es krim Baltic dan toko kue Maison Weiner yang berdiri sejak era Belanda.
Sekarang saya kunjungi, warung Coto Makassar yang nyempil di gang kecil sebelum toko mobil Tata. Coto Makassar Senen Syamsul Daeng Awing namanya.
Warung makan yang ketika masuk menyambut di atas meja bungkusan-bungkusan ketupat dan tentunya buras yang luarnya berkilauan.
Di sini mereka hanya menjual coto saja, walau pun kita juga bisa memesan hidangan lain seperti konro bakar yang dibuat orang warung sebelahnya.
Ada pula kue seperti jalangkote buat yang gemar camilan.
Coto di sini bisa dipesan dengan beragam paduan isian daging hingga jeroan sapi.
Hati, jantung, usus bisa disajikan sama-sama. Bagi yang mau daging saja juga bisa.
Anda senang dengan paru sapi? Bisa juga dibuat dengan hati. Sebebas keinginan Anda sebagai konsumen.