Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teknologi untuk Kurangi Limbah Makanan di Rantai Pasok Pangan

Kompas.com - 14/10/2020, 22:06 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Dalam food supply chain atau rantai pasok pangan, terdapat banyak sekali tahapan yang kompleks.

Selain itu, banyak juga pihak yang terlibat membuat proses ini semakin rumit.

Akhirnya banyak food waste dan food loss yang mungkin terjadi dalam tahapan di rantatai pasok pangan tersebut. Namun, bukan berarti hal tersebut tak bisa dicegah.

Advisor of FoodCycle Indonesia Suryadi Nagawiguna. menjelaskan beberapa teknologi yang bisa digunakan untuk mengurangi food waste dan food loss.

Baca juga: Indonesia, Negara Penghasil Limbah Makanan Peringkat Kedua Tertinggi di Dunia

Teknologi untuk mengukur sampah makanan

“Ada yang namanya Winnow. Itu diintegrasikan dengan tempat sampah,” kata Suryadi dalam webinar “Foodcycle World Food Day 2020” pada Jumat (9/10/2020).

Nantinya aplikasi ini bisa mengukur seberapa banyak sampah makanan yang terbuang.

Data yang diperoleh tersebut kemudian dipakai untuk menentukan berapa banyak barang dan produk jenis apa yang perlu dipesan dan perlu dikurangi pesanannya.

Ilustrasi proses food supply chainShutterstock/Dusan Petkovic Ilustrasi proses food supply chain

Teknologi untuk memberi peringatan masa kadaluarsa

Lalu untuk para produsen, ada teknologi bernama Spoiler Alert.

Teknologi ini membantu memberikan alert atau peringatan pada produsen kalau ada barang-barang yang sudah akan kadaluarsa.

Baca juga: Apa Itu Food Bank? Wadah untuk Kurangi Risiko Kelaparan dan Kurang Gizi

“Barang-barang yang mau ED (kadaluarsa) itu daripada nanti dibuang, langsung dihubungkan dengan orang yang memerlukan,” papar Suryadi.

Misalnya, barang-barang tertentu akan kadaluarsa dalam waktu dua bulan. Sehingga tidak bisa terjual lagi.

Barang-barang tersebut kemudian akan disalurkan ke orang-orang yang membutuhkan sehingga menghindari adanya limbah makanan.

Baca juga: Ketahanan Pangan Dunia Terdampak Pandemi Covid-19

Teknologi untuk gudang dan transportasi

Banyak gudang dan transportasi yang menggunakan teknologi sensor seperti RFID Tags. Teknologi ini berguna untuk melacak barang-barang mana yang akan kadaluarsa.

Mereka mengatur dari segi penyimpanan agar lebih efektif.

Ilustrasi belanja, ilustrasi supermarketVIA iStockphoto Ilustrasi belanja, ilustrasi supermarket

Pengemasan pun lebih pintar karena menggunakan sistem manajemen inventori yang futuristik.

Banyak yang menggunakan teknologi Artificial Inteligence (AI) dan atau Internet of Things (IoT)/

Teknologi untuk tahu permintaan dan suplai makanan

Terakhir adalah teknologi yang bisa digunakan oleh para pemain rantai pasok pangan. Ada aplikasi untuk berkoordinasi yang biasa digunakan di Amerika Serikat seperti Googr dan Feedie.

Baca juga: Apa Bedanya Food Loss dan Food Waste? Limbah Makanan yang Jadi Masalah

Sementara di Singapura yang tak terlalu jauh dari Indonesia, ada teknologi bernama Olio atau Treatsure.

“Mereka itu satu aplikasi yang matching antara suplai berlebih dan permintaan yang diperlukan. Mereka akan menyalurkan dari yang kelebihan ke yang kekurangan,” jelas Suryadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com