Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenangan William Wongso akan Sosok Mbah Lindu, Penjual Gudeg Legendaris

Kompas.com - 14/07/2020, 22:01 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Pakar kuliner Indonesia William Wongso menyebut penjual gudeg legendaris Yogyakarta, Mbah Lindu, sebagai sosok yang langka.

“Itu orang langka. Jarang banget orang-orang kayak gitu karena dia memang dilahirkan untuk itu. Enggak bisa diciptakan, enggak bisa dilatih,” kata William ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (14/7/2020).

William sendiri cukup sering bertemu Mbah Lindu sejak lima tahun yang lalu. Menurutnya, Mbah Lindu adalah sosok yang tak pernah mengeluh tentang apa pun.

Baca juga: Mbah Lindu Meninggal, Netizen Mengenang Penjual Gudeg Legendaris Yogyakarta Ini

Padahal beban kerja Mbah Lindu bisa dibilang luar biasa berat untuk orang dengan usia yang sudah lanjut seperti dirinya.

“Bayangkan jam 05.30 sudah di tempat jualan. Jam 09.00 pulang, agak siang sudah mulai siapkan untuk besok," terang William.

Itu dilakukan selama 80 tahun lebih, dari umur 13 tahun dia sudah jualan,” lanjutnya.

William bahkan menyebut sosok Mbah Lindu seharusnya masuk ke dalam catatan Guinnes Book of Records karena sudah jadi aset legenda nasional.

Mbah LinduNetflix Mbah Lindu

“Dia itu ibu Jawa yang pede dengan yang dia lakukan demi keluarga. Dedikasi Mbah Lindu itu untuk anak cucu, enggak mikirin yang lain dan diri sendiri. Itu luar biasa spiritnya. Susah cari orang zaman sekarang punya spirit seperti itu.”

Spirit itulah yang terus dipertahankan oleh Mbah Lindu bahkan hingga akhir hayatnya.

Walaupun sudah tak berjualan langsung di lokasi, tetapi Mbah Lindu masih terus membantu proses memasak di dapur.

Baca juga: 5 Fakta Gudeg Mbah Lindu yang Legendaris

William mengaku pernah melihat proses Mbah Lindu memasak di dapur.

Dengan tubuhnya yang sudah ringkih, bahkan berjalan pun sulit, Mbah Lindu masih terus memasak. Ia bahkan kuat berjongkok untuk mengatur kompor dan mengambil kayu bakar.

Makanan dengan kenangan yang emosional

Menurut William, makanan yang dijual oleh para penjual berusia lanjut memang berbeda dengan makanan yang dijual oleh penjual biasa.

Bisa dibilang makanan yang dijual oleh sosok seperti Mbah Lindu memiliki nilai emosional tersendiri.

Mbah Lindu, penjual gudeg berusia hampir seabad ini selalu berjualan didampingi anak bungsunya di Jalan Sosrowijayan, YogyakartaKompas.com/Adhika Pertiwi Mbah Lindu, penjual gudeg berusia hampir seabad ini selalu berjualan didampingi anak bungsunya di Jalan Sosrowijayan, Yogyakarta

“Lebih emosional, orang lebih menghargai," kata William. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com