JAKARTA, KOMPAS.com – Kota Jakarta berusia 493 tahun pada 2020 ini. Salah satu hal paling identik dengan Jakarta adalah kebudayaan masyarakat Betawi.
Makanan khas Betawi salah satu produk budaya, selalu punya sisi menarik untuk diulik. Kuliner Betawi punya sejarah panjang.
Hingga kini masih banyak masyarakat asli Betawi yang tetap setia untuk mempertahankannya.
Namun banyak pula makanan khas Betawi yang sudah langka di pasaran sehingga sangat sulit untuk kamu temukan. Berikut ini kuliner khas Betawi langka yang masih bisa kamu temukan di Jakarta:
Baca juga: Kenapa Roti Buaya Identik dengan Pernikahan Adat Betawi?
Gabus pucung punya penampakan unik. Makanan ini punya kuah kental kehitaman yang dibuat dari buah pucung. Pucung adalah istilah Betawi dari buah keluak atau kluwek.
Gabus pucung merupakan ikan gabus yang digoreng dan disiram atau dimasak lagi dalam kuah pucung.
Berbeda dengan rawon yang sama-sama berwarna hitam, kuah gabus pucung lebih kental dan kaya bumbu.
Pecak adalah olahan ikan air tawar dengan cita rasa asam, gurih, dengan perpaduan banyak bumbu. Biasanya pecak diolah dengan cara digoreng lebih dahulu baru kemudian ditumis.
Selain digoreng, pecak bakar Betawi juga terkenal menurut Budayawan Betawi, Yahya Adi Saputra. Namun sudah sulit untuk menemukan penjual pecak yang menggunakan teknik bakar ikan.
Baca juga: Resep Pecak Lele Sederhana, Kuliner Betawi untuk Makan Bersama Keluarga
Ikan gurame dan lele jadi jenis ikan yang cukup sering diolah dengan cara dipecak. Dalam istilah Jawa pecak adalah pecel atau pecek, yakni proses memecak (menekan dengan ulekan atau penyet).
Gurame pecak khas Betawi contohnya, punya dua versi yakni dengan sambal kacang dan sambal bening tanpa kacang.
Mirip dengan kue sagon, kue geplak juga dibuat dari tepung beras dan kelapa. pengolahan di antara keduanya yang berbeda.
Kue geplak dibuat dengan cara memukul adonan yang sedang panas. Karena proses pembuatannya, kue ini disebut kue ‘geplak’ yang artinya ‘pukul’ dalam bahasa Betawi.
Baca juga: Kenapa Roti Buaya Identik dengan Pernikahan Adat Betawi?
Kue geplak dimasak dengan cara dikukus atau dibakar. Biasanya jadi hantaran untuk acara pernikahan Betawi.
Wajik Jawa dan Betawi pada dasarnya cukup mirip. Namun kue wajik Betawi punya warna yang lebih gelap karena dominasi gula aren yang kental.
Nasi ulam merupakan nasi putih biasa (bukan nasi uduk) yang diaduk dengan serundeng dan bawang merah serta ditaburi remukan kacang.
Nasi ulam biasanya dilengkapi aneka topping mulai dari bihun goreng, cumi kering, dendeng sapi manis, perkedel, dan telur dadar.
Setelah itu semuanya disiram kuah semur tahu kentang, serta ditambah daun kemangi dan irisan timun, tak lupa taburan kerupuk tapioka.
Nasi ulam sempat muncul di novel Si Doel Anak Betawi (1932) yang menceritakan Doel kecil membantu Emak berjualan nasi ulam di Jagamonyet yang sekarang dikenal sebagai kawasan Harmoni-Petojo.
Baca juga: Resep Sayur Gabus Pucung, Kuliner Khas Betawi yang Kian Langka
Dengan adanya jejak pustaka ini, Pemerhati Kuliner Bonan Winarno dalam buku “100 Mak Nyus Jakarta” menunjukkan bahwa nasi ulam bahkan lebih otentik daripada nasi uduk.
Sama seperti namanya, sayur besan identik dengan pesta pernikahan atau hubungan besanan. Besanan sendiri dalam Betawi sama dengan pernikahan.
Sayur ini biasanya muncul di pesta pernikahan orang Betawi. Ciri khasnya adalah sayur terubuk dengan tekstur yang mirip telur ikan terubuk.
Sayur terubuk yang langka jadi alasan kenapa sayur besan sulit ditemukan. Kamu bisa menemukan sayur ini di Dapur Betawi di Pondok Cabe, tapi tetap tak akan disajikan setiap hari.
Warna dan tekstur kue ini mirip dengan kue keranjang khas China. Dalam buku ‘Kuliner Betawi:
Selaksa Rasa & Cerita’ produksi Akademi Kuliner Indonesia, bahan dasar kue sengkulun dan kue keranjang memang mirip yakni tepung ketan dan gula merah.
Baca juga: Resep Es Selendang Mayang Khas Betawi, Minuman Segar Penghalau Panas
Bedanya, kue sengkulun tidak dibungkus dengan daun pisang dan permukaan kue pun berbintil kasar. Adonan kue ini juga ditambah dengan santan yang membuatnya punya rasa sedikit gurih.
Berbeda dari laksa Sumatera yang punya warna merah khas, laksa Betawi punya warna kuah santan yang kekuningan.
Dalam buku ‘Kuliner Betawi: Selaksa Rasa & Cerita’, ciri khas laksa Betawi adalah pekatnya rasa dan aroma ebi pada kuahnya. Ada juga versi laksa lain yang menggunakan rebon.
Isi dari laksa Betawi adalah ketupat, taoge, telur rebus, daun kemangi, daun kucai, bihun, suwiran daging ayam, udang, atau tahu. Laksa ini juga biasa dinikmati dengan semur daging berkuah kental atau pun semur telur.
Hidangan ini diduga berasal dari kata Babah-Enci. Sayur Babanci yang hampir punah ini memang punya penampilan mirip masakan peranakan China-Melayu.
Lebih dari itu, penggunaan kata Babanci juga katanya karena masakan ini sulit menemukan identitasnya. Tidak seperti halnya soto, sop, atau gulai.
Sayur Babanci biasa ditemukan di Hari Lebaran orang Betawi tertentu, yakni mereka yang ada di kelas ekonomi tinggi dan punya tanah luas.
Baca juga: 7 Tempat Makan Bakso Terkenal di Jakarta, Waktunya Ngebakso
Yahya mengatakan kue sagon identik dengan sukacita bagi anak-anak Betawi. Kue ini sejenis kue kering yang dibuat dari tepung beras dan kelapa. Biasanya kue ini selalu ada di hari raya.
Kue dongal dibuat dari tepung beras yang dikukus denga isian gula aren. Biasanya disantap dengan parutan kelapa tua dan dialasi daun pisang.
Bubur ase atau sering disebut bubur Betawi biasa disantap dengan kuah semur, daging sapi, dan kentang.
Bubur ini menggunakan banyak rempah, tabuan ikan teri goreng, kacang tanah, bawang goreng, dan daun kucai.
Baca juga: 12 Tempat Kuliner Malam Legendaris di Jakarta, Buat Makan di Rumah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.