Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Indonesia Turun ke Peringkat 6 Penghasil Kakao Terbesar Dunia, Mengapa?

KOMPAS.com - Bila melihat perkembangan peringkat penghasil kakao terbesar dunia, Indonesia mengalami penurunan yang lumayan jauh.

Lama berada di peringkat ketiga penghasil kakao terbesar di dunia, Indonesia saat ini menempat urutan keenam untuk kategori yang sama.

Co-Founder Pipiltin Cocoa, Tissa Aunilla mengatakan, produktivitas petani yang menurun menjadi salah satu penyebab produksi kakao Indonesia tidak sebesar dulu.

"Suplai (cokelat) Indonesia itu sudah kurang banget sehingga Indonesia impor cokelat saat ini," kata Tissa ketika ditemui Kompas.com usai acara pembukaan toko Pipiltin Cocoa di Plaza Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (29/2/2024).

Sebagian petani, menurut Tissa, tak lagi menanam kakao dan beralih memproduksi bahan makanan lain.

Alasannya, para petani kurang mendapat apresiasi, terutama dari pembeli yang menawar harga kakao berkualitas tinggi menjadi lebih murah

"Mereka (petani) bingung. Mereka memproduksi biji kakao fermentasi dengan kualitas AA, tetapi dibeli dengan pengusaha cokelat nonfermentasi," jelasnya.

Alhasil, harga biji cokelat yang seharusnya tinggi menjadi turun karena dianggap serupa dengan kualitas di bawahnya.

Adapun grade cokelat fermentasi terdiri dari dua yakni AA dan A. Grade AA merupakan yang terbaik, diikuti grade A dengan kualitas di bawahnya.

Tingkat kualitas cokelat ini dipengaruhi oleh hasil biji kakao dan fermentasinya. Semakin baik, semakin mahal.

Sayangnya, harga kakao berkualitas tinggi justru ditawar, dan membuat sebagian petani cokelat memutuskan mengganti isi kebunnya.

"Semua orang butuh apresiasi. Sepanjang petani dihargai dan mereka tahu mereka dihargai, kualitas cokelatnya langsung meningkat," ungkap Tissa. 

https://www.kompas.com/food/read/2024/03/01/123900675/indonesia-turun-ke-peringkat-6-penghasil-kakao-terbesar-dunia-mengapa-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke