Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Kue Manis Khas Jepang untuk Oleh-oleh, Ada yang Awet sampai 3 Bulan

KYOTO, KOMPAS.com - Saya merupakan salah satu wisatawan yang bingung mau membeli kue khas Jepang apa untuk dibawa pulang ke Indonesia.

Pasalnya, sejumlah kue khas Jepang yang saya ketahui jenisnya basah, mochi misalnya.

Saya pikir, tanggal kedaluwarsa kue tersebut singkat. Namun, saya menemukan bahwa kue basah khas Jepang mempunyai masa kedaluwarsa cukup lama, ada yang sampai tiga bulan.

Tanggal kedaluwarsa tiap kue tertera di bagian belakang kemasan. Walaupun semua keterangan ditulis dalam huruf Kanji tetapi penulisan penanggalan dalam angka.

Apabila tidak yakin dengan tanggal kedaluwarsa, tanyakan langsung kepada penjual. Gunakan situs penerjemah bahasa jika kamu tidak dapat berbahasa Jepang.

Setidaknya terdapat empat kue khas Jepang yang cocok dijadikan oleh-oleh sebagai berikut.

  • 6 Wagashi alias Dessert Khas Jepang, Ada Mochi dan Dorayaki
  • Mengulik 2 Jenis Dessert di Jepang Wagashi dan Yogashi, Apa Bedanya?

1. Manju

Saya membeli manju di toko oleh-oleh Kastel Osaka lantai satu. Kue ini bisa dibeli di berbagai penjuru Jepang.

"Manju bisa ditemukan juga di kota lain. Kalau beli di sini, bungkusnya ada tulisan Kastel Osaka," ujar penerjemah yang mendampingi saya, Kaoru Kawanishi, Sabtu (21/1/2023).

Kue tradisional Jepang yang saya temui ditaruh di wadah mika dan kardus. 

Kemudian dibungkus menggunakan kertas bergambar tempat wisata di lokasi kamu membeli kue tersebut.

Sekilas, bentuk manju mirip dengan bakpia. Namun, warna manju cokelat gelap dan isinya adalah pasta kacang merah.

Tekstur kulit manju empuk dan dapat saya katakan mirip dengan bakpia. Sementara, rasa pasta kacang merahnya manis yang pas.

Satu kotak berisi 9 buah manju, harganya 700 yen atau sekitar Rp 81.000 (kurs 08/02/2023). Kue ini dapat bertahan lebih kurang selama tiga bulan.

Kamu mungkin cukup familier dengan mochi, kue manis bertekstur kenyal dengan isian kacang merah.

Di Jepang, ada juga warabi mochi yang terbuat dari warabiko (tepung warabi). Berbeda dengan mochi yang terbuat dari tepung ketan, tekstur warabi mochi lebih lembut.

Sementara, bentuknya kotak dan tidak memiliki isi.

Saya mencoba warabi mochi ketika bertandang ke Restoran Osaka Botejyu Honten.

Menurut saya, tekstur warabi mochi perpaduan antara bubur sumsum dengan jeli. Lembut sehingga tidak perlu dikunyah. Rasa warabi mochi tidak terlalu manis. 

Warabi mochi adalah kue khas Kyoto. Kala itu, saya membeli warabi mochi di toko suvenir di Fushimi Inari Taisha, Kyoto.

Harga satu kotak warabi mochi 700 yen atau sekitar Rp 81.000. Kue ini awet sampai sekitar dua bulan.

Berkunjung ke Jepang bakal terasa lengkap jika kamu membeli produk olahan matcha, salah satunya matcha mochi.

Adonan mochi tetap berwarna putih sedangkan isinya adalah pasta matcha. Harga satu kotak matcha sekitar 270 yen atau Rp 31.000.

Kue manis ini dapat kamu temukan di penjuru Jepang salah satunya toko suvenir di Kiyomizudera, Kyoto.

Matcha mochi yang saya beli di tempat tersebut awet sampai sekitar dua bulan.

Yatsuhashi merupakan kue manis khas Kyoto yang bentuknya segitiga dengan isian pasta kacang merah. Tekstur yatsuhashi seperti mochi, kenyal dan tidak begitu manis.

Salah satu tempat untuk membeli yatsuhashi adalah di toko suvenir di Kiyomizudera, Kyoto. Harga satu kotak berisi lima yatshuhashi kira kira 150 yen atau Rp 17.500.

Yatsuhashi yang saya beli dapat bertahan sekitar satu minggu.

https://www.kompas.com/food/read/2023/02/08/123300875/4-kue-manis-khas-jepang-untuk-oleh-oleh-ada-yang-awet-sampai-3-bulan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke