Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Filosofi Pisang Sanggan pada Prosesi Panggih Pengantin Pernikahan Kaesang dan Erina

KOMPAS.com - Kaesang Pangarep dan Erina Gudono melangsukan akad nikah hari ini, Sabtu (10/12/2022) di Pendopo Agung Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta.

Usai melaksanakan akad nikah, rangkaian acara pernikahan Kaesang dan Erina akan dilanjutkan dengan upacara panggih pengantin pada pukul 14.45 WIB hingga pukul 15.30 WIB.

Panggih pengantin merupakan proses bertemunya pengantin putra dan putri yang sudah sah menjadi pasangan suami istri.

Dikutip dari Kompas.com yang tayang pada Sabtu (10/12/2022),  upacara panggih pengantin terdiri dari beberapa rangkaian. Di antaranya yaitu penyerahan pisang sanggan, kembar mayang, balangan gantal, dan sesuci samparan/ranupada.

Pisang sanggan merupakan gabungan dua kata yaitu pisang dan sanggan. Pisang dalam hal ini merujuk pada makna jenis buah-buahan, dan sanggan bermakna bawaan.

Melansir Kompas.com yang tayang pada Sabtu (10/12/2022), pisang sanggan dari pihak pengantin putri merupakan simbol kata yaitu memohon pengantin putri dan pengantin putra dipertemukan dalam upacara panggih pengantin Yogyakarta.

Pisang sanggan akan diserahkan oleh ibu pengantin putri kepada putrinya yang lain sebagai tujuan untuk menjemput pengantin putri.

Pisang yang digunakan dalam prosesi pisang sanggan yaitu pisang raja.

  • Filosofi Pisang Raja dalam Hantaran Pernikahan Jawa
  • Mengenal Ladosan, Penyajian Makan ala Keraton di Pernikahan Kaesang Erina

Filosofi pisang raja dalam prosesi pisang sanggan

Dikutip dari Kompas.com yang tayang pada (03/12/2022), Guru Besar Ilmu dan Teknologi Pangan Universtas Gajah Mada Murdijti Gardjito mengatakan bahwa hantaran pernikahan adat Jawa pada dasarnya ialah kudapan yang manis. 

Murdijati mengatakan secara ilmiah pisang raja ialah jenis pisang yang paling manis, sehingga dijadikan sebagai hantaran pada proses pisang sanggan.

Sementara secara makna adat, pisang raja merupakan simbol dari kebesaran, kemanisan, kebahagiaan, dan harapan yang baik.

Dalam prosesi pisang sanggan, pisang raja yag digunakan harus setangkep atau sesisir. Hal ini melambangkan perwujudan dari pengharapan kepada Tuhan.

Pisang raja pada pisang sanggan diposisikan menengadah ke atas seperti tangan yang sedang berdoa. Hal ini bermakna pengharapan anugerah Tuhan untuk semua hal baik yang ditunggu.

Pisang raja di sini harus diikat dengan benang katun yang tidak ada sambungannya. Hal ini bermakna harapan agar doa yang ditujukan pada Tuhan terus mengalir dan didengar Tuhan.

Murdijati mengatakan bahwa pisang raja pada pisang sanggan dibawa bersama kembang setaman, suruh ayu, dan aneka bunga yang wangi.

Aroma bunga yang wangi tersebut bermakna wujud dari harapan, kebahagiaan, serta kemuliaan pernikahan.

Saat melangsungkan proses pernikahan, bunga tersebut akan disebarkan di area pernikahan. Harapannya supaya keluarga dan lingkungan sekitar mendapatkan berkah yang sama. 

  • 10 Tempat Makan di Dekat Pura Mangkunegaran, Lokasi Pernikahan Kaesang di Solo
  • Resep Pretzel, Camilan Favorit Calon Istri Kaesang Pangarep

https://www.kompas.com/food/read/2022/12/10/155814975/filosofi-pisang-sanggan-pada-prosesi-panggih-pengantin-pernikahan-kaesang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke