Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Usaha Bungkus Makanan Halo Baba Beeswax, Sukses Dirintis Saat Pandemi

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 menjadi awal mula usaha bungkus makanan Halo Baba Beeswax Wraps berdiri.

Saat itu, pada akhir 2020 hingga awal 2021, Naomi Annastasia Teguhputri mulai coba membuat beeswax wrap, yakni pembungkus makanan yang terbuat dari lilin lebah.

Percobaan tersebut bermula saat dirinya memiliki banyak waktu di rumah. Sebelumnya, Naomi aktif bekerja sebagai fashion designer.

"Sejak pandemi Covid-19 kan saya mengurangi waktu ketemu klien. Jadinya lebih banyak di rumah di Jakarta, terus beli makan. Kalau ke supermarket juga sekaligus beli banyak (makanan)," kata Naomi saat dihubungi Kompas.com, Rabu (3/8/2022).

Sisa makanan yang dibeli biasanya langsung ia tutup menggunakan cling wrap. Kebiasaannya memakai plastik pembungkus makanan ini kemudian menyadarkan Naomi soal banyaknya sampah plastik yang ia punya.

Dari sana, dirinya mulai mencari alternatif pembungkus makanan yang ramah lingkungan dan bisa dipakai berulang kali.

"Search dan lihat ada alternatif cling wrap yang terbuatnya dari kain. Kebetulan saya kerjanya fashion designer jadi punya banyak kain. Akhirnya iseng mencoba bikin," tuturnya.

Tiga hingga empat bulan pertama Naomi gunakan untuk menemukan takaran bahan yang tepat guna membuat beeswax wrap.

Setelah berhasil, Naomi mengenalkan beeswax wrap pada teman-temannya dan mendapat tanggapan positif.

Ia kemudian terus menyempurkan kualitas beeswax wrap yang dibuat, lalu mulai menjualnya secara online, seperti saran dari para temannya.

Naomi menyampaikan, dirinya menggunakan 100 persen bahan alami untuk membuat beeswax wrap ini.

Ada empat bahan yang digunakan oleh Halo Baba Beeswax Wraps, yakni katun, lilin lebah, minyak jojoba, dan getah pohon damar.

Bahan baku untuk membuat beeswax wrap tersebut ia dapatkan dari peternak lebah dan pemasok lokal.

"Kayak beeswax itu saya kenal dengan peternak lebah yang memproduksi madu dan honey comp, jadi saya ambil dari dia," ujar Naomi.

Bahan baku tersebut kemudian diolah langsung oleh Naomi menjadi beeswax wrap di rumahnya yang berada di Jakarta.

Nantinya, Halo Baba Beeswax Wraps akan pindah lokasi ke Banyuwangi dan tetap menjual beeswax wrap secara online melalui e-commerce.

Halo Baba Beeswax Wraps juga memiliki beberapa reseller di Jakarta, Bandung, Jogja, Malang, Semarang, Bali, dan Surabaya.

Ukuran beeswax wrap yang ditawarkan Halo Baba Beeswax Wraps beragam. Pelanggan bisa memilih ukuran mulai 15 x 15 sentimeter hingga 40 x 40 sentimeter dengan harga Rp 17.000-Rp 65.000 per lembar.

Sementara untuk paket beeswax wrap dijual mulai dari Rp 45.000 hingga Rp 105.000.

"Sebenarnya masih lumayan terjangkau, cuma kalau dibandingkan dengan cling wrap kelihatannya lebih mahal, tetapi lebih awet dan ramah lingkungan," tutur Naomi.

Lebih lanjut, Naomi mengatakan bahwa dirinya akan terus memproduksi dan memberikan edukasi seputar beeswax wrap.

Sebab menurutnya, keberadaan beeswax wrap di Indonesia saat ini masih belum dikenal luas.

"Sebenarnya masyarakat itu penasaran karena di Indonesia ini beeswax wrap belum terlalu umum, jadi banyak orang itu kayak penasaran pengin coba," kata Naomi.

"Terus mungkin di Indonesia edukasinya kurang, belum mumpuni. Misalnya, edukasi soal kenapa kita gak boleh pakai plastik, kenapa kita harus pilih bahan sustainable," tambahnya.

Lewat media sosial Halo Baba Beeswax Wraps, Naomi terus mengunggah konten seputar beeswax wrap. Mulai dari penjelasan produk, cara pakai, hingga perawatannya.

"Jadi saya sendiri berusaha untuk membangun relasi, gak sekadar jualan produk, tetapi edukasi dan berteman dengan pembeli," ujar Naomi.

https://www.kompas.com/food/read/2022/08/05/210400975/usaha-bungkus-makanan-halo-baba-beeswax-sukses-dirintis-saat-pandemi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke