Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Lebih Baik Konsumsi Ikan Segar daripada Ikan Asin, Kenapa?

KOMPAS.com – Mengasinkan bahan makanan merupakan salah satu pengawetan yang paling kuno. Pengasinan bisa dilakukan pada banyak bahan makanan, seperti daging dan ikan.

“Kenapa orang makan produk yang diawetkan? Karena mereka hidup di negara empat musim. Aaat musim dingin bersalju mustahil mendapat makanan segar,” tulis Ahli Gizi Komunitas Dr dr Tan Shot Yen dalam unggahan di Instagram resminya @drtanshotyen.

Namun, proses pengawetan ikan dengan cara diasinkan disinyalir bisa membahayakan kesehatan tubuh.

Dalam unggahannya, Dr Tan menjelaskan bahwa proses pengawetan dengan cara diasinkan bisa memunculkan senyawa yang disebut nitrosamin.

Senyawa nitrosamin ini sudah terbukti bersifat karsinogenik. Secara akumulatif, senyawa nitrosamin bisa menyebabkan kanker nasofaring dan lambung.

Sementara ikan segar yang belum diproses dengan cara diasinkan, relatif bisa lebih sehat.

Sebab ikan tidak melalui proses pengasinan yang menghasilkan senyawa tersebut. Namun dengan catatan, selama diproses dengan cara yang tepat.

Beberapa nutrisi yang terkandung dalam ikan segar di antaranya adalah kaya akan protein, asam lemak omega 3, dan berbagai vitamin.

Senyawa nitrosamin dalam ikan asin

Dilansir dari Food Navigator, dalam penelitian terhadap sekitar 80.000 pria dan wanita menunjukkan hasil telur ikan yang diasinkan memiliki asosiasi terhadap peningkatan total jumlah kasus kanker sebanyak 15 persen.

Setelah ikan melalui proses penggaraman, ikan asin kemudian dijemur di bawah sinar matahari.

Dikutip dari berita Kompas.com, proses penjemuran juga menyebabkan perubahan pada sel-sel daging ikannya sehingga muncul senyawa nitrosamin.

“Dalam ikan asin itu ada namanya nitrosamin (tobacco specific nitrosamin-TSNA), nah nitrosamin itukan zat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker,” terang Ketua Yayasan Kanker Indonesia Profesor DR Dr Aru W Sudoyo, SpPD KHOM FINASIM FACP.

Kanker karsinoma nasofaring ini jadi salah satu penyakit kanker yang dapat terjadi akibat terlalu sering mengonsumsi ikan asin.

Seperti dikutip dari penelitian berjudul "Nitrosamines" (2003) oleh R.A. Scanlan yang diterbitkan dalam Encyclopedia of Food Sciences and Nutrition (Second Edition) disebutkan bahwa nitosamin ini salah satunya memang jadi senyawa yang tercipta akibat proses pengasinan.

Ditambah lagi dengan kebiasaan orang Indonesia makan ikan asin dengan nasi panas, sehingga nitrosamin pada ikan asin akan terbawa uap. 

Nitrosamin kemudian akan terkena esofagus dan juga lambung.

Kombinasi panas yang mengenai tenggorokan dan dosis garam tinggi dari ikan asin inilah yang bisa meningkatkan risiko kanker.

Maka dari itu, untuk menghindari senyawa nitrosamin yang terkandung dalam ikan asin masuk ke tubuhmu lebih baik konsumsi ikan segar yang belum diproses dengan cara apa pun.

Ikan segar yang diproses dengan tepat relatif masih bisa mempertahankan semua nutrisi baik di dalamnya.

Seperti dikutip dari Science Daily ikan segar yang diproses dengan cara dipanggang atau direbus nutrisinya jauh lebih baik daripada ikan yang digoreng, diasinkan, atau dikeringkan.

Risiko konsumsi garam berlebihan

Selain itu, pengasinan juga melibatkan jumlah garam yang tinggi sehingga berisiko terhadap penyakit lainnya. Seperti gangguan pembuluh darah, jantung, dan ginjal.

Seperti dikutip dari berita Kompas.com, spesialis jantung dari Cleveland Clinic Luke Laffin, MD menjelaskan bahwa terlalu banyak mengonsumsi makanan asin, termasuk ikan yang diasinkan, bisa berdampak buruk bagi jantung.

Sodium atau natrium adalah mineral yang dibutuhkan tubuh. Keduanya terkandung dalam garam yang jadi bahan mengasinkan ikan.

Sodium memainkan peran dalam fungsi saraf otot yang sehat dan membantu menjaga tingkat cairan tubuh dalam keseimbangan yang tepat.

“Tapi keseimbangan cairan itu rumit. Terlalu banyak natrium dapat menyebabkan retensi cairan, yang dapat meningkatkan tekanan darah,” kata Dr Laffin.

Tekanan darah tinggi, tentu saja jadi faktor utama risiko serangan jantung, stroke, dan gagal jantung.

Maka dari itu, konsumsi ikan segar yang belum melalui proses pengasinan relatif lebih sehat.

Walaupun begitu, tak masalah jika masih ingin mengonsumsi ikan asin. Hanya saja, cukup konsumsi dalam batas wajar.

Pasalnya, nutrisi pada garam masih dibutuhkan oleh tubuh. Namun harus dalam jumlah yang tidak berlebihan.

https://www.kompas.com/food/read/2021/07/08/162700775/lebih-baik-konsumsi-ikan-segar-daripada-ikan-asin-kenapa-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke