Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Makan Kue Keranjang Saat Imlek, Apa Artinya?

KOMPAS.com - Kue keranjang adalah makanan khas Imlek yang terbuat dari tepung beras ketan. Jika dilihat dari bentuk dan teksturnya, kue keranjang ini mirip dengan dodol. 

Dalam bahasa Mandarin, kue keranjang disebut juga dengan Nian Gao atau dalam dialek Hokkian disebut Ti Kwe. 

Ti Kwe sendiri diartikan sebagai kue manis yang disusun bertingkat yang melambangkan peningkatan rejeki atau kemakmuran. 

Asal usul cerita kue keranjang cukup menarik untuk diketahui. Disebutkan dalam laman Kompas.com, kue keranjang merupakan inovasi masyarakat pada zaman China kuno.

Menurut cerita, pada zaman China kuno ada raksasa bernama Nian yang di tinggal di sebuah gua di gunung. Nian akan berburu saat lapar melanda.

Namun pada musim dingin, hewan-hewan sedang berhibernasi sehingga Nian kesulitan menemukan makanan. Akhinya Nian pun turun ke desa untuk mencari korban. 

Masyarakat desa yang ketakutan lantas memikirkan cara supaya Nian tidak memangsa mereka. Hingga akhirnya seorang warga desa bernama Gao memiliki ide untuk membuat beberapa kue sederhana. 

Kue tersebut dibuat dari tepung ketan dan gula yang dicampur. Oleh warga kue ini diletakkan di dekat pintu masuk untuk diberikan kepada Nian. 

Sejak saat itu penduduk desa giat membuat kue keranjang setiap musim dingin supaya Nian tidak memburu dan memangsa mereka. Selain itu juga untuk mengingat jasa Gao yang sudah berhasil mencegah Nian. 

Lantas sebetulnya apa makna di balik kue keranjang ini? 

Makna kue keranjang

Dalam keluarga Tionghoa, kue keranjang diyakni sebagai hidangan yang membawa keberuntungan.

Namun, dalam konteks kebersamaan keluarga, sifat kue yang bulat, manis dan lengket itu bisa dimaknai lebih jauh.

Kue keranjang yang bulat diartikan sebagai keluarga yang bersatu, bersekutu, dan rukun.

Rasanya yang manis mengibaratkan bahwa seseorang harus berperilaku dan bertutu kata manis supaya dapat saling menguatkan. 

Selanjutnya, tekstur dari kue keranjang yang lengket memiliki arti mengupayakan atau berusaha sekeras mungkin agar keluarga tidak terpisahkan. 

Dalam artikel Kompas.com lainnya, pendiri Kue Keranjang Hoki oleh Kim Hin Djohari mengatakan bahwa kue keranjang merupakan simbol kekeluargaan dan persahabatan.

Dengan mengonsumsinya, berarti orang tersebut turut mengamini filosofi di balik kue keranjang yang sudah dipercaya sejak lama. 

Jika digunakan untuk sembahyang, kue kerang memiliki makna berbeda, yakni pengingat kepada leluhur. Secara singkat, kue keranjang dapat dijadikan sebagai tanda bakti atau penghormatan. 

Penyajian kue keranjang biasanya ditumpuk mulai dari yang terbesar hingga yang terkecil. Hal ini juga memiliki filosofi sendiri. 

Mengutip laman Discover JB, kue keranjang yang ditumpuk merupakan lambang dari peningkatan kemakmuran hidup. Baik pendapatan, posisi, maupun pertumbuhan anak-anak. 

Harapannya agar tahun berikutnya lebih baik daripada tahun sebelumnya. 

https://www.kompas.com/food/read/2021/02/11/210900475/makan-kue-keranjang-saat-imlek-apa-artinya-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke