Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Ayam Goreng ala Chimaek Korea yang Mendunia

Namun, ayam goreng tepung yang asalnya dari dunia bagian Barat terkenal bisa masuk ke Korea Selatan dan memiliki kekhasannya sendiri?

Bersumber dari 10mag.com dan smithsonianmag.com, ini kisah bagaimana chimaek populer di Korea Selatan.

Hadirnya Ayam Goreng di Korea Selatan

Dahulu ayam dimasak dengan resep tradisional seperti samgye-tang (sup ayam ginseng). Baru pada era pasca Perang Korea pada tahun 1950-an, ayam goreng hadir di Korea Selatan.

Tentara Amerika yang mengenalkan ayam goreng tepung ke Korea Selatan. Mereka bertugas di Korea seperti di kota Osan, Seoul, dan Pyeongtaek.

Para tentara menyantapnya untuk merayakan Thanksgiving. Thanksgiving identik dengan menyantap kalkun. Karena tidak ada kalkun di Korea, maka perayaan digantikan ayam goreng.

Ayam goreng tepung itu juga dibagikan ke tentara Korea. Orang Korea menyukai ayam tersebut. Seorang pengemudi tank Korea menyebutnya 'rasa surga'. Hal ini disetujui oleh sebagian besar orang Korea.

Pada tahun 1960-an dan 1970-an, restoran ayam rotisserie bergaya Barat menjadi populer di daerah perkotaan. Pada 1960-an munculnya istilah "ayam kantong kuning".

Saat hari gajian, para ayah membawa pulang ayam rotisserie dalam tas kuning untuk dibagikan dengan keluarga mereka.

Pada masa ini ayam rotisserie, dianggap sebagai snack mewah sebulan sekali. Hidangan ini berbeda dengan olahan ayam tradisional Korea.

Inovasi yang Mempopulerkan Chimaek

Penciptaan ayam goreng dengan berbumbu atau lebih dikenal yangnyeom chicken menjadi salah satu batu lonjatan kepopuleran ayam goreng di Korea.

Yangnyeom chicken adalah ayam dengan saus merah manis dan pedas membuat ayam goreng Korea begitu unik.

Selain kehadiran yangnyeom chicken, ada salah satu budaya makan juga berkontribusi dalam popularitas ayam goreng di Korea.

Di Korea sendiri ada istilah khusus untuk makanan yang kerap dijadikan pendamping minum minuman alkohol. Makanan ini disebut dengan anju.

Contohnya seperti jeon (pancake Korea) dan makgeoli (minuman beralkohol dari beras), soju dan BBQ Korea, dan tentunya ayam goreng dengan bir.

Ayam goreng yang berminyak, renyah, dan gurih, cocok dengan segelas bir. 

Budaya anju ini membantu ayam goreng berakar kuat dalam budaya minum di tahun 1980-an. 

Hal ini menjadi kelahiran istilah chicken maekju atau singkatnya chimaek. Sambil terus meningkatkan kemakmuran ekonomi negara Korea.

Namun, kelahiran yangnyeom chicken dan chimaek hanyalah permulaan dari ketenaran chimaek. Krisis ekonomi 1997 menjadi gerbang popularitas chimaek.

Chimaek Mendunia

Banyaknya pekerja yang di-PHK kemudian membuka kedai ayam goreng untuk mencari nafkah.

Karena itu muncul banyak waralaba baru yang menjual chimaek dibarengi dengan meningkatnya selera makan untuk chimaek.

Pada awal 2000-an, varian chimaek makin banyak contohnya ayam bumbu bawang putih dan bumbu daun bawang.

Hal ini meningkatkan persaingan membuat inovasi resep chimaek makin banyak. Sekarang hampir semua rasa ada pada varian menu chimaek, seperti ayam goreng Thailand, ayam goreng carbonara, dan ayam goreng bumbu kari.

Demam chimaek juga terlihat dari banyaknya restauran yang menjual chimaek. Di Korea sendiri ada 36.000 restoran pada tahun 2017, jumlah ini lebih banyak dari jumlah lokasi McDonald di seluruh dunia.

https://www.kompas.com/food/read/2020/09/11/220600775/kisah-ayam-goreng-ala-chimaek-korea-yang-mendunia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke