Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melalui SIDP, British Council Wujudkan Pelatihan Digital yang Inklusif

Kompas.com - 31/01/2024, 19:28 WIB
Erwin Hutapea

Penulis

Awal pembentukannya pada Juni 2020 saat pandemi Covid-19 sehingga banyak kegiatan sekolah yang ditiadakan. Andre dan rekan-rekan berinisiatif membuat komunitas ini secara daring (online) hingga akhirnya pada awal 2022 mereka memulai dengan pertemuan rutin secara offline.

Mereka terus aktif memberikan edukasi untuk anak-anak dan remaja mengenai bahasa Inggris, public speaking, dan berbagai keterampilan lain.

Setelah memperoleh legalitas organisasi pada Februari 2023, Yayasan Sumba Cendekia Bestari pun menjalin kemitraan dengan pihak lain, termasuk Save the Children di Sumba Barat, melalui penggunaan ruangan belajar, komputer, dan beragam fasilitas lain.

Sampai akhirnya pada tahun 2023 ada peluang dari British Council lewat program Skills for Inclusive Digital Participation (SIDP).

“Setelah memenuhi semua syarat, kami terpilih jadi partner untuk pelaksanaan SIDP yang awalnya di Sumba Barat dan ada kebutuhan juga di Sumba Barat Daya. Mungkin ini jadi kesempatan bagi kami untuk lebih berdampak ke komunitas sesuai tujuannya untuk pelatihan inklusif,” jelas Andre.

Bulan Oktober 2023 menjadi kali pertama kolaborasi antara Yayasan Sumba Cendekia Bestari dan British Council, diawali dengan pelatihan daring, misalnya tentang safeguarding dan perlindungan anak (child protection).

Andre bercerita, pelatihan itu didukung oleh enam orang CLT yang kapasitas dan kemampuannya diperlengkapi dengan kebijakan untuk bisa mengekseskusi kegiatan ini.

Pendekatan dan kerja sama juga dilakukan dengan beberapa sekolah di Sumba Barat, seperti SMK Negeri 1 Waikabubak, SMK Negeri 2 Lamboya, dan SLB Negeri Waikabubak. Realisasi hasilnya berupa para siswa sekolah itu menjadi peserta pelatihan digital SIDP.

Di luar dugaan, dari target 25 orang peserta, ternyata hanya beberapa jam dalam satu hari yang mendaftar lebih dari itu. Bahkan, ada pendaftar yang ditolak karena kapasitas tempat, fasilitas, dan biaya pelatihannya terbatas.

Pelatihan itu telah berjalan selama tiga hari, dari tanggal 11 sampai 13 Januari 2024, lalu tahap berikutnya terus berjalan sesuai rencana program meski ada saja kendala yang dialami.

“Kendala di lapangan soal komunikasi, khususnya dengan teman-teman tuli karena tidak semua dari kami bisa bahasa isyarat, itu salah satu tantangan tersendiri. Namun, dengan bantuan dari guru dan staf SLB, tantangan itu bisa teratasi,” ujar Andre.

Ia merasa bahwa pelatihan digital inklusif seperti ini harus terus dipertahankan dan dikembangkan karena sejalan dengan kegiatan literasi digital pemerintah, dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui program bertema “Indonesia Makin Cakap Digital” yang diluncurkan pada 20 Mei 2021.

“SIDP ini hadir di waktu yang tepat. Harapannya agar program seperti ini terus berlanjut sehingga banyak komunitas, terutama kelompok perempuan, pemuda, dan disabilitas, yang jadi sasaran bisa dapat pelatihan literasi digital. Masyarakat pun paham bahwa sekarang era pendidikan inklusif. Semua orang punya posisi yang sama, disabilitas juga punya hak untuk dipenuhi, tidak hanya anak-anak di sekolah regular,” demikian Andre berharap.

Pengalaman lain disampaikan oleh Lidra. Ia adalah seorang guru di SLB Negeri Waikabubak yang menangani tiga jenis ketunaan, yaitu tunarungu, tunanetra, dan tunadaksa. Siswa sekolahnya yang mengikuti pelatihan SIDP diseleksi dari kelompok umur, jadi hanya untuk yang berusia minimal 17 tahun.

Lidra (paling kiri berbaju kuning), guru di SLB Negeri Waikabubak, saat mendampingi peserta pelatihan Skills for Inclusive Digital Participation (SIDP) dari British Council di Kabupaten Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, pada Januari 2024.Dok. British Council Indonesia Lidra (paling kiri berbaju kuning), guru di SLB Negeri Waikabubak, saat mendampingi peserta pelatihan Skills for Inclusive Digital Participation (SIDP) dari British Council di Kabupaten Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, pada Januari 2024.

Dari dua tahap pelatihan yang dilakukan pada November 2023 dan Januari 2024, ia melihat perkembangan keterampilan digital para siswanya mulai terasa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com