Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Rangga, Raih 7 Beasiswa ke Luar Negeri meski Tidak Pintar Matematika

Kompas.com - 04/01/2024, 10:22 WIB
Mahar Prastiwi,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

Karena jika ada syarat berupa skor IELTS, Rangga juga tidak memiliki uang untuk mengikuti tes IELTS.

Program tersebut diselesaikan Rangga dalam kurun waktu 3,5 tahun. Normalnya diselesaikan dalam jangka waktu 4 tahun. Rangga mendapatkan "rector's list" alias tercatat sebagai 5 persen lulusan terbaik.

Rangga menyelesaikan SMA pada tahun 2015. Namun baru resmi berangkat ke Malaysia untuk mengenyam pendidikan pada Februari 2016 alias mundur satu semester karena terkendala masalah Visa.

Baca juga: Beasiswa S1 ke Australia 2024, Kuliah Gratis dan Uang Saku Rp 733 Juta

Ikuti beberapa program pendidikan ke luar negeri

Saat mengenyam pendidikan S1 di Malaysia, Rangga juga sempat ikut pertukaran pemuda ke Korea yakni program Friendship from Indonesia to South Korea.

Pencapaian Rangga tidak hanya sampai pada mendapatkan beasiswa S1 ke Malaysia saja. Sebelum menjalani wisuda S1, Rangga sudah mendapatkan beasiswa S2 untuk mengejar gelar Master of Art in International Relations (Diplomacy) di salah satu kampus terbaik Hungaria Corvinus University of Budapest.

"Saya mendapatkan beasiswa S2 yakni program beasiswa Stipendium Hungaricum di tahun 2019. Saat itu saya adalah awardee termuda dari Indonesia dengan usia 21 tahun," beber Rangga.

Selain itu, Rangga juga mendapatkan dua beasiswa lain yg diperoleh selama dan setelah kuliah S2 untuk kuliah Summer School di University of Oslo, Norwegia.

Rangga berhasil lolos dan punya kesempatan belajar Studi Pembangunan di salah satu kampus top 50 untuk bidang tersebut.

Baca juga: Beasiswa S1-S3 Gratis ke Romania, Tanpa TOEFL, Hanya Seleksi Berkas

Setelah lulus S2 di Hungaria Corvinus University of Budapest, Rangga memutuskan bekerja sebagai mentor di salah satu lembaga persiapan beasiswa ke luar negeri.

Sembari bekerja, Rangga juga berhasil meraih kesempatan untuk belajar di salah satu business school terbaik dunia di USA melalui program YSEALI Academic Fellowship ke McCombs School of Business, The University of Texas at Austin di Amerika Serikat.

Setelah bekerja di bidang pendidikan, Rangga menyadari bahwa dia punya passion di bidang pendidikan. Rangga pun bertekad mendaftar beasiswa lagi untuk kuliah S2 lintas jurusan.

Rangga mendaftar beasiswa GKS (Global Korea Scholarship) dan MEXT Scholarship di Jepang. Rangga pun berhasil lolos di dua program beasiswa tersebut.

Rangga mengaku awalnya lebih memilih beasiswa MEXT Scholarship di Jepang. Namun salah satu syarat beasiswa MEXT harus mengurus dokumen di kampus saat kuliah S1 di Malaysia.

Kuliah S2 lagi dengan beasiswa GKS

Padahal Rangga tak punya cukup uang untuk mengurus dokumen ke Malaysia. Hingga akhirnya Rangga memilih berangkat kuliah di Korea Selatan menggunakan beasiswa GKS di Korea Selatan.

"Saya baru berangkat Agustus 2023 dengan beasiswa GKS untuk S2 kedua kalinya. Sekarang saya ambil jurusan Education, dengan fokus Inclusive Curriculum Development & Instructional Design," terang Rangga.

Rangga pun membagikan tips bagi para siswa yang merasa tidak terlalu pintar di sejumlah pelajaran, Rangga berpesan agar jangan pernah merasa rendah diri.

"Walaupun kita tidak bagus di satu hal, pasti ada hal lain yang kita bagus. Misalnya, walaupun saya parah banget di bidang Matematika. Tapi Alhamdulillah, saya agak mudah untuk belajar bahasa asing. Sehingga, itu memudahkan saya juga untuk bisa mencapai impian saya kuliah ke luar negeri," tandas Rangga.

Baca juga: 10 Beasiswa S2 2024, LPDP hingga New Zealand Scholarship

Perjuangan Rangga selama menempuh pendidikan di sekolah menengah atas hingga akhirnya berhasil meraih beberapa beasiswa ke luar negeri ini, menginspirasi Rangga untuk melakukan penelitian akan hal tersebut. Rangga percaya pasti setiap orang punya potensi dan cara belajar masing-masing.

"Itulah yang saya mau teliti. Saya mau membantu anak-anak Indonesia, syukur-syukur kalau bisa dunia. Agar mereka lebih bisa menemukan cara belajar yang pas," tutup Rangga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com