Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Rangga, Raih 7 Beasiswa ke Luar Negeri meski Tidak Pintar Matematika

KOMPAS.com - Perlu perjuangan bagi mahasiswa yang mau kuliah ke luar negeri menggunakan beasiswa.

Selain harus memenuhi segala macam persyaratan, kamu juga harus bersaing dengan mahasiswa lainnya yang mengincar beasiswa yang sama.

Rangga Tri Nugraha, menjadi salah satu pelajar Indonesia yang berhasil berhasil meraih 7 beasiswa ke luar negeri.

Padahal, semasa SMA, Rangga sulit untuk mengikuti beberapa pelajaran di sekolah bahkan sempat dihina di depan umum.

Kepada Kompas.com, Rangga bercerita bahwa saat SMA dia sempat tertatih-tatih untuk mengikuti pembelajaran di sekolah, terutama pelajaran IPA.

"Waktu itu saya kesulitan mengikuti pelajaran yang sifatnya hitung-hitungan. Seperti Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi. Sehingga saya harus tertatih-tatih mengejar pelajaran yang ada," kata Rangga kepada Kompas.com.

Fokus ke pelajaran bahasa Inggris

Semangat Rangga untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi makin kuat. Terlebih saat dia dihina di depan umum oleh salah satu temannya.

Rangga jadi termotivasi untuk mendapatkan pendidikan bagus dan mendapat beasiswa S1 ke luar negeri bahkan sebelum lulus SMA.

"Saya sadar diri bahwa saya memang kurang di pelajaran Matematika. Kalau mau kuliah di kampus negeri tidak akan diterima. Apalagi saya inginnya kuliah di Jurusan Hubungan Internasional yang dikenal passing grade-nya tinggi. Sedangkan kalau untuk kuliah di kampus swasta, orangtua tidak mampu membiayai," ungkap Rangga.

Meski kesulitan mengikuti pelajaran SMA, khususnya Matematika, Rangga tak menyerah begitu saja. Dia berusaha mencari potensi dirinya dan berusaha unggul di pelajaran lain. Yakni pelajaran Bahasa Inggris.

Rangga mendatangi guru bahasa Inggris dan meminta pelajaran tambahan di luar pelajaran di kelas. Guru bahasa Inggris kala itu sangat mendukung dan suka dengan semangat Rangga. Rangga pun mendapatkan pelajaran tambahan selama dua tahun.

Untuk mendapatkan pembelajaran yang bagus di perguruan tinggi, Rangga bertanya ke sejumlah Kedutaan Besar untuk mencari beasiswa.

"Akhirnya saya mendaftar beasiswa Khazanah Asia Scholarship for Undergraduates di Malaysia. Itupun saya mendaftar karena dipaksa teman saya yang sudah mendaftar lebih dulu," tandas Rangga.

Lulus S1 jadi 5 persen lulusan terbaik

Akhirnya Rangga dinyatakan lolos beasiswa untuk kuliah dan mendapatkan gelar Bachelor of Human Sciences (Political Science) (Honours) di International Islamic University Malaysia.

Beasiswa S1 ke Malaysia ini persyaratannya sangat sederhana. Kala itu Rangga hanya mengirim berkas dan tanpa skor IELTS atau tes-tes dengan biaya lainnya.

Karena jika ada syarat berupa skor IELTS, Rangga juga tidak memiliki uang untuk mengikuti tes IELTS.

Program tersebut diselesaikan Rangga dalam kurun waktu 3,5 tahun. Normalnya diselesaikan dalam jangka waktu 4 tahun. Rangga mendapatkan "rector's list" alias tercatat sebagai 5 persen lulusan terbaik.

Rangga menyelesaikan SMA pada tahun 2015. Namun baru resmi berangkat ke Malaysia untuk mengenyam pendidikan pada Februari 2016 alias mundur satu semester karena terkendala masalah Visa.

Ikuti beberapa program pendidikan ke luar negeri

Saat mengenyam pendidikan S1 di Malaysia, Rangga juga sempat ikut pertukaran pemuda ke Korea yakni program Friendship from Indonesia to South Korea.

Pencapaian Rangga tidak hanya sampai pada mendapatkan beasiswa S1 ke Malaysia saja. Sebelum menjalani wisuda S1, Rangga sudah mendapatkan beasiswa S2 untuk mengejar gelar Master of Art in International Relations (Diplomacy) di salah satu kampus terbaik Hungaria Corvinus University of Budapest.

"Saya mendapatkan beasiswa S2 yakni program beasiswa Stipendium Hungaricum di tahun 2019. Saat itu saya adalah awardee termuda dari Indonesia dengan usia 21 tahun," beber Rangga.

Selain itu, Rangga juga mendapatkan dua beasiswa lain yg diperoleh selama dan setelah kuliah S2 untuk kuliah Summer School di University of Oslo, Norwegia.

Rangga berhasil lolos dan punya kesempatan belajar Studi Pembangunan di salah satu kampus top 50 untuk bidang tersebut.

Setelah lulus S2 di Hungaria Corvinus University of Budapest, Rangga memutuskan bekerja sebagai mentor di salah satu lembaga persiapan beasiswa ke luar negeri.

Sembari bekerja, Rangga juga berhasil meraih kesempatan untuk belajar di salah satu business school terbaik dunia di USA melalui program YSEALI Academic Fellowship ke McCombs School of Business, The University of Texas at Austin di Amerika Serikat.

Setelah bekerja di bidang pendidikan, Rangga menyadari bahwa dia punya passion di bidang pendidikan. Rangga pun bertekad mendaftar beasiswa lagi untuk kuliah S2 lintas jurusan.

Rangga mendaftar beasiswa GKS (Global Korea Scholarship) dan MEXT Scholarship di Jepang. Rangga pun berhasil lolos di dua program beasiswa tersebut.

Rangga mengaku awalnya lebih memilih beasiswa MEXT Scholarship di Jepang. Namun salah satu syarat beasiswa MEXT harus mengurus dokumen di kampus saat kuliah S1 di Malaysia.

Kuliah S2 lagi dengan beasiswa GKS

Padahal Rangga tak punya cukup uang untuk mengurus dokumen ke Malaysia. Hingga akhirnya Rangga memilih berangkat kuliah di Korea Selatan menggunakan beasiswa GKS di Korea Selatan.

"Saya baru berangkat Agustus 2023 dengan beasiswa GKS untuk S2 kedua kalinya. Sekarang saya ambil jurusan Education, dengan fokus Inclusive Curriculum Development & Instructional Design," terang Rangga.

Rangga pun membagikan tips bagi para siswa yang merasa tidak terlalu pintar di sejumlah pelajaran, Rangga berpesan agar jangan pernah merasa rendah diri.

"Walaupun kita tidak bagus di satu hal, pasti ada hal lain yang kita bagus. Misalnya, walaupun saya parah banget di bidang Matematika. Tapi Alhamdulillah, saya agak mudah untuk belajar bahasa asing. Sehingga, itu memudahkan saya juga untuk bisa mencapai impian saya kuliah ke luar negeri," tandas Rangga.

Perjuangan Rangga selama menempuh pendidikan di sekolah menengah atas hingga akhirnya berhasil meraih beberapa beasiswa ke luar negeri ini, menginspirasi Rangga untuk melakukan penelitian akan hal tersebut. Rangga percaya pasti setiap orang punya potensi dan cara belajar masing-masing.

"Itulah yang saya mau teliti. Saya mau membantu anak-anak Indonesia, syukur-syukur kalau bisa dunia. Agar mereka lebih bisa menemukan cara belajar yang pas," tutup Rangga.

https://www.kompas.com/edu/read/2024/01/04/102225371/kisah-rangga-raih-7-beasiswa-ke-luar-negeri-meski-tidak-pintar-matematika

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke