Namun, pemerintah hendaknya tidak tutup mata atas keluhan guru-guru yang justru merasa terganggu dengan segudang administrasi Kurikulum Merdeka yang justru membuat mereka kelimpungan.
Jangan sampai guru-guru lebih fokus mengurus administrasi ketimbang fokus mengajar. Mereka harus mengunggah banyak hal di aplikasi yang menguras energi dan waktu.
Fakta lain, sangat disayangkan untuk hasil survei praktik guru di Indonesia. Persentase siswa yang melaporkan bahwa guru mereka memberikan bantuan tambahan ketika siswa membutuhkannya, di sebagian besar atau setiap pelajaran matematika, relatif rendah di dibandingkan negara OECD dan negara mitra lain.
Hal ini bisa jadi gambaran bahwa guru-guru yang memegang mata pelajaran matematika, harus sedikit lebih friendly kepada siswa sehingga siswa dapat mengikuti pelajaran tanpa merasa tertekan.
Terakhir, survei dampak Pandemi Covid 19 terhadap pendidikan di Indonesia, OECD menyimpulkan dua hal.
Pertama, pelajar dicirikan oleh lemahnya pengendalian emosi jika dibandingkan dengan negara OECD dan negara mitra.
Fakta itu cukup menggambarkan suasana terkini kondisi pendidikan kita akhir-akhir ini yang diramaikan kasus kekerasan yang dilakukan oleh siswa terhadap guru, siswa terhadap siswa, bahkan perusakan fasilitas sekolah oleh siswa. Saatnya sekolah memberdayakan guru BK dengan lebih masif.
Survei ini juga menyimpulkan sekolah-sekolah di Indonesia relatif siap menerima pengajaran jarak jauh setelah pandemi, dibandingkan negara/ekonomi OECD dan mitra lainnya.
Tentu saja pemerintah perlu memperhatikan hasil PISA dengan seksama. Walaupun belum begitu menggembirakan, kenaikan sedikit rangking PISA adalah harapan yang harus dipelihara.
Kemdikbud Ristek mengklaim kenaikan ini adalah hasil dari penerapan Kurikulum Merdeka. Tidak salah juga, sebab ketika tes ini dijalankan, sekolah-sekolah tengah menerapkan Kurikulum Merdeka.
Namun, euforia ini sebaiknya tidak lantas membuat tutup mata bahwa Indonesia tetap saja masih jauh ditinggalkan negara maju, bahkan negara-negara ASEAN.
Indonesia masih sekelompok dengan negara-negara yang tidak diperhitungkan di dunia. Negara-negara itu, ada yang masih terlibat perang, ada yang baru ikut PISA satu kali, dua kali bahkan kebanyakan negara latin Amerika yang dilanda kemiskinan dan banyak masalah.
Sehingga sangat kontras dengan peran Indonesia di ASEAN yang selalu diperhitungkan.
Naiknya rangking PISA Indonesia menjadi momentum untuk bangkit. Skor PISA bukan sekadar simbol dan angka-angka, tetapi lebih menceritakan banyak hal kepada dunia dari prestasi pendidikan suatu negara dan segudang masalah di baliknya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.