Dewi Sartika juga pahlawan nasional wanita yang memperjuangkan hak wanita, khususnya di bidang pendidikan.
Komitmen Dewi Sartika dibuktikan dengan mendirikan Sekolah Istri pada 1904. Sekolah ini diperuntukkan bagi wanita-wanita yang ingin mengenyam pendidikan. Sekolah Istri mengajarkan para wanita berbagai hal, seperti menjahit, merenda, menyulam, memasak, mengasuh bayi, dan juga agama.
Baca juga: Kemendikbud Buka Lowongan Magang untuk Banyak Posisi, Segera Daftar
5. K. H. Hasyim Asy’ari
Hasyim Asy’ari adalah ulama dan pahlawan nasional yang lahir pada 14 Februari 1871. Hasyim Asy’ari pemrakarsa dari berdirinya salah satu organisasi massa Islam terbesar di Indonesia, yaitu Nahdlatul Ulama (NU).
Beliau cukup peduli dengan pendidikan, terutama pendidikan umat muslim. Sepulangnya menimba ilmu di Makkah pada 1899, Beliau pun mendirikan pesantren Tebu Ireng yang menjadi pesantren terbesar dan terpenting di Pulau Jawa pada abad ke-20.
6. Rohana Kudus
Pahlawan nasional Rohana Kudus tak cuma sosok jurnalis perempuan yang handal.
Rohana Kudus mendirikan Sekolah Kerajinan Amai Setia (KAS) di Koto Gadang pada 1911. Sekolah keterampilan khusus ini diperuntukkan bagi perempuan. Mereka diajarkan baca-tulis, mengelola keuangan, pendidikan agama, budi pekerti, dan bahasa Belanda.
7. Jenderal Soedirman
Jenderal Soedirman awalnya adalah seorang guru dan kepala sekolah di sebuah sekolah dasar yang dikelola oleh organisasi Islam Muhammadiyah.
Ia pernah menimba ilmu di Kweekschool (sekolah khusus untuk calon guru) meskipun akhirnya tidak terselesaikan karena masalah Biaya.
8. Oemar Said Tjokroaminoto
Haji Oemar Said Tjokroaminoto, atau sering disebut HOS Tjokroaminoto adalah seorang ulama pendiri Sarekat Islam (SI). Dilansir dari Kompas.com, ia juga dijuluki Guru Bangsa lantaran mampu membina dan melahirkan sosok penting di Indonesia seperti Semaoen, Alimin, Soekarno, Kartosuwiryo, dan Tan Malaka.
9. Tan Malaka
Tan Malaka ternyata lulusan sekolah guru dan pernah mengajar.