Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Dedikasikan Diri untuk Pendidikan Anak Usia Dini, 2 Bunda PAUD Ini Raih Apresiasi dari Kemendikbudristek

Kompas.com - 16/11/2023, 17:11 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

Jawabannya, terletak pada kerja sama yang erat dengan organisasi mitra, terutama Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

Baca juga: Pemkot Semarang Gelar Paduan Suara Mars PKK Khusus untuk Bapak-bapak

"Kerja sama dengan organisasi mitra, yaitu PKK, sangat penting karena melibatkan tiga pilar utama pendidikan, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat atau lingkungan," jelas Ayu.

Meski demikian, ia tak menampik bahwa pihaknya juga mengalami banyak kendala dan tantangan.

Adapun tantangan itu utamanya dirasakan dalam pelaksanaan penerimaan peserta didik baru (PPDB).

"Masih banyak satuan pendidikan SD atau madrasah ibtidaiah (MI) yang mengadakan tes seleksi saat PPDB, terutama sekolah swasta dan yang di bawah Kementerian Agama (Kemenag)," ucap Ayu.

Ia dan tim akhirnya memprioritaskan penguatan team work dengan dinas terkait dan organisasi mitra.

Baca juga: Minta Maaf, Anggota DPR Edward Tannur: Saya Tak Pernah Didik Anak Cederai Orang, apalagi Membunuh

Menurut Ayu, inovasi dan kolaborasi menjadi kunci dalam mendukung Transisi PAUD-SD yang Menyenangkan.

“Sosialisasi tiga target perubahan, penguatan pentingnya kemampuan fondasi anak, dan kerja sama dengan PKK serta organisasi mitra lainnya menjadi strategi yang diterapkan,” ujarnya.

Ayu juga tak ragu melakukan audiensi dengan Kemenag untuk mengurai dan mencari solusi dari berbagai permasalahan yang dihadapi.

Bahkan, ia juga menyentuh program Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).

Bagi Ayu, MPLS menjadi bagian penting dari persiapan menyambut peserta didik baru.

Baca juga: Cara Didik Anak Jadi Pejuang yang Sehat agar Sukses di Masa Depan

Kemudian, pihaknya mengemas MPLS dengan kegiatan seru dan edukatif. Hal ini membantu anak-anak merasa lebih akrab dengan lingkungan baru mereka, mengurangi kecemasan, dan merangsang rasa ingin tahu mereka.

Ayu mengaku, MPLS juga menjadi ajang guru bisa lebih mengenal kemampuan dan capaian perkembangan anak didiknya.

Dengan usaha tersebut terjadi perubahan pada gerakan transisi PAUD-SD jadi terasa menyenangkan.

Proses belajar tidak lagi hanya tentang buku dan catatan, tetapi juga melibatkan kegiatan-kegiatan kreatif yang membuat anak-anak terlibat secara aktif.

Baca juga: Integrasikan Layanan Digital Izin Event, Menpan-RB: Angin Segar bagi Pelaku Ekonomi Kreatif

Lewat metode itu pula, sebut dia, rasa ingin tahu dan kegembiraan anak-anak dihargai, sehingga lingkungan untuk mendukung pertumbuhan positif mereka bisa diciptakan.

Selain itu, kolaborasi erat dengan orangtua dan masyarakat setempat menjadi landasan yang kokoh. Di sinilah peran Bunda PAUD dari tingkat provinsi, kabupaten atau kota sampai kecamatan digerakkan di seluruh Aceh.

Komunikasi yang terbuka dan transparan memastikan bahwa setiap pemangku kepentingan terlibat aktif dalam mendukung proses transisi PAUD ke SD. Hal inilah yang membuat transisi PAUD-SD di Aceh menjadi pengalaman yang lebih ramah dan menyenangkan.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com