Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Mujab, Lulusan UI Gapai Beasiswa LPDP ke Inggris berkat Doa Ibu

Kompas.com - 14/10/2023, 12:56 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sudah ribuan anak terbaik di negeri ini bisa kuliah di luar negeri, termasuk Muhammad Syaeful Mujab.

Dia lahir dan tumbuh besar di keluarga pra-sejahtera. Itu bukan membuatnya minder dan menjadi halangan untuk terus maju.

Pria yang akrab disapa Mujab ini adalah lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia yang berhasil meraih beasiswa Lembaga Pengelola Dana Keuangan (LPDP) ke London School of Economics and Political Science.

London School of Economics and Political Science merupakan sebuah universitas riset negeri khusus dalam ilmu sosial yang terletak di London, Inggris.

Cerita Mujab bisa lolos UI dan mendapatkan beasiswa LPDP cukup unik.

Dia meyakini faktor terbesar kekuatan dan keberhasilannya masuk UI dan menuntaskan S2 merupakan berkat restu dan doa dari ibunya.

"Rasa-rasanya dulu tidak mungkin bermimpi bisa kuliah sampai di Inggris. Buat sekolahkan aku saja, ibu mesti kerja sampai ke Malaysia. Iya, ibu aku pernah jadi tenaga kerja wanita (TKW)," kata Mujab dilansir dari laman Instagram LPDP, pada Sabtu (14/10/2023).

Baca juga: Kisah Nyoman, Lulusan Cumlaude ITB yang Lolos Beasiswa LPDP ke MIT

Dia tidak malu dengan kondisi orangtuanya. Meski begitu, dia juga tak ingin mengharap belas kasihan dari orang lain dan ingin memilih berjuang sendiri.

Mujab lahir dan tinggal di Kota Tegal, Jawa Tengah. Sejak SMP, dia ditinggal ibunya bekerja di Malaysia.

Ibunya berkorban dan rela meninggalkan anaknya bekerja di Malaysia, agar tetap anaknya bisa sekolah sampai tinggi.

Karena ibunya mendukung cita-cita anaknya, maka membuat tekad Mujab untuk lulus dengan baik di FISIP UI.

Namun, saat memilih kuliah di UI, banyak anggota keluarganya lebih mengarahkan Mujab untuk memilih sekolah kedinasan. Itu agar tak banyak keluar biaya dan bisa jadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) saat lulus.

Meski begitu, Mujab tetap berkeinginan untuk kuliah di UI dibanding sekolah kedinasan. 

"Memang bener kalau punya orangtua yang support dan percaya 100 persen terhadap hidup yang kita ambil, itu bakal privilege banget. Meski soal uang kekurangan, tetapi support dari ibu itu jadi privilege banget buat aku," ungkap Mujab.

Ketika kuliah di UI, dia aktif mengikuti banyak aktivitas kemahasiswaan. 

Meski sudah mendapatkan bantuan beasiswa dari #UangKita untuk sekolah, ibunya tetap bekerja di Malaysia.

Mujab tidak mau kalah dari ibunya, dia juga ikut bekerja selama kuliah.

"Buat bantu survive apalagi pas kuliah di UI, aku dikit-dikit ngajar les, ikutan lomba sana-sini biar dapat uang, sama jadi MC di acara wedding," tambahnya.

Baca juga: Siswa SMA Kolese De Britto Boleh Berambut Gondrong Mulai 1976

Gapai IPK 4,00 saat kuliah di UI

Mujab cukup berhasil kuliah di UI. Sebab, dia memperoleh nilai IPK yang memuaskan, yakni 4,00.

"Bicara soal pendidikan, ibu jujur gak banyak mengetahui soal angka IPK. Itu terlihat dari nilai IPK yang diberitahukan, tapi ibu tidak paham. Ibu saya hanya paham nilai 100 itu tinggi, bukan 4,00 yang didapatnya seperti ini," tutur dia.

Saat kuliah, Mujab dihadapi dua tantangan besar. Bisa lulus cumlaude atau maju dalam pemilihan presiden BEM UI 2017.

"Ibu juga support aku buat nambah semester kuliah, karena waktu itu jadi calon sebagai ketua BEM UI dengan alasan ingin belajar memimpin dan mengabdi meskipun harus kehilangan kesempatan lulus cumlaude Ibu kasih support dan cuma bilang jangan telat sholat," ucap alumnus SMAN 1 Slawi ini. 

Pada 2018, ibu ikut tirakat 40 hari agar Mujab lolos dalam ajang Abang None DKI Jakarta.

Pada ajang itu, Mujab menjadi pemenang Abang DKI 2018.

Kini, Mujab masih menempuh beasiswa LPDP di London School of Economics and Political Science.

Dia mengambil bidang Development Studies dan berfokus pada perumusan kebijakan terhadap perlindungan kalangan prasejahtera.

"Kepercayaan terhadap kebijakan sosial ini yang bikin aku ambil Development Studies di London School of Economics and Political Science sampai ambil topik disertasi soal kebijakan sosial," terang dia.

Baca juga: Kisah Nyoman, Lulusan Cumlaude ITB yang Lolos Beasiswa LPDP ke MIT

Kini tiap bait doa ibunya menjadi penguat setiap langkah dalam memperjuangkan mimpinya.

"Rida dari hati ibu adalah pembuka pintu untuk meraih semua perjuangannya," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com