Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Saran Pakar UM Surabaya bagi Pedagang Terkait TikTok Shop Ditutup

Kompas.com - 12/10/2023, 16:57 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Pasar UMKM di Indonesia kini bisa merasa lega usai TikTok Shop ditutup oleh pemerintah dengan diterbitkannya Pemendag Nomor 31 Tahun 2023.

Dengan begitu, pasar UMKM bisa kembali menggeliat meski masih banyak transaksi yang bisa dilakukan secara online.

Terkait hal itu, Arin Setyowati, Pakar Ekonomi UM Surabaya menyebut fenomena penutupan TikTok Shop menjadi momentum untuk menggiatkan dan memacu pelaku UMKM di tanah air.

Tentunya untuk lebih adaptif supaya bisnis tetap bertahan meski dengan kondisi disruptif yang cepat sekali berubah.

Baca juga: Action Figure Puntadewa dari Limbah Korek Api Gas, Inovasi Mahasiswa UGM

Ia mengatakan bahwa semua harus belajar dari TikTok yang telah mempraktikkan strategi manajemen yang mengikuti kebutuhan pasar dan perkembangan teknologi secara cepat dan tepat.

Terbukti TikTok Shop telah berhasil memadukan hiburan bersosial media dengan pengalaman berbelanja.

Sehingga algoritma TikTok Shop yang menyajikan konten sesuai dengan preferensi konsumen, diikuti dengan pola penampilan produk-produk yang sesuai keinginan konsumen. Hasilnya, TikTok Shop terbukti efektif untuk memicu pembelian yang impulsif.

"Sehingga sudah seharusnya para pedagang baik di pasar tradisional maupun digital harus bersiap untuk meningkatkan kapasitas diri dan bisnisnya dalam hal literasi digital dan perkembangan perubahan perilaku konsumen," ujarnya, dilansir dari laman UM Surabaya, Kamis (12/10/2023).

Ia berharap agar pedagang mampu menyediakan dan melayani kebutuhan konsumen secara tepat dan cepat.

Baca juga: ISI Yogyakarta Jadi Tuan Rumah Temu Karya Mahasiswa Desain Interior

Dalam skill literasi digital, pedagang harus terbuka untuk belajar dan tidak mengasingkan bisnisnya dari saluran digital melalui pembuatan dan pendaftaran akun di e-commerce yang banyak variannya mulai dari shopee, Tokopedia, Lazada, blibli dan sebagainya.

"Mulai belajar cara mengoperasikan akun dengan memposting ragam produk yang dijual hingga mengelola akun bisnisnya secara intens dan profesional," katanya lagi.

Selain itu, ia juga berharap agar penjual meng-upgrade kemampuan membaca dan menganalisis perilaku konsumen yang disasar dari produk maupun jasa yang dijual tersebut.

Apakah lebih banyak mereka yang masih setia dengan transaksi tradisional atau digital. Sebab, kini sudah banyak konsumen yang bermigrasi ke dunia digital.

Hal penting lainnya, pedagang juga harus meningkatkan skill dalam service serta promosi yang kreatif untuk menarik minat konsumen.

Contohnya memberikan pelayanan ekstra dengan penyediaan pola pembelian offline cukup via telepon maupun whatsapp call, lalu diantar ke konsumen dengan gratis ongkir dan banyak cara kreatif lainnya.

Baca juga: Mahasiswa UNP Inovasi Spray Pembersih Brush Makeup

"Hal tersebut perlu didukung penuh oleh pemerintah baik melalui regulasi hingga win-win solution untuk peluang bisnis tradisional maupun digital yang optimal," tandas Arin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com