KOMPAS.com - Saat ini, belanja bisa dilakukan secara online. Meski demikian, hal itu menjadikan seseorang kecanduan belanja online.
Sebab, semua bisa dilakukan hanya dengan ponsel pintar. Akses semakin mudah dan seseorang tak perlu ke luar dari rumah.
Bahkan ada penelitian yang menunjukkan adanya peningkatan frekuensi belanja kompulsif dan paling banyak terjadi pada mahasiswa dan perempuan.
Banyak faktor yang dapat mendorong seseorang memiliki perilaku belanja kompulsif diantaranya yaitu mengatasi stres, meningkatkan mood, ingin mendapatkan pengakuan sosial dan meningkatkan citra diri.
Baca juga: Dosen UM Surabaya: 8 Tips agar Tubuh Segar Setelah Bangun Tidur
Lantas apakah perilaku tersebut dapat dikategorikan sebagai gangguan mental?
Menurut Dosen Keperawatan Jiwa Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya, kebiasaan belanja kompulsif ini tanpa disadari jika sering dilakukan akan menjadi kebiasaan.
Bahkan tidak dapat dikontrol atau yang biasa dikenal dengan kecanduan. Perilaku kecanduan dalam hal ini serupa dengan kencanduan lainnya seperti berjudi, game online, narkoba dan kecanduan lainnya.
Dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5) belanja kompulsif tidak terdaftar sebagai kecanduan atau masalah kesehatan mental yang berdiri sendiri.
Akan tetapi masalah atau gejala yang ditunjukkan memiliki karakteristik umum yang biasanya terjadi pada gangguan kecanduan seperti gangguan dalam control impulsive atau ketidakmampuan dalam menahan dorongan untuk melakukan belanja atau membeli sesuatu yang bahkan tidak dibutuhkan.
"Gangguan belanja kompulsif biasanya terjadi bersamaan dengan penyakit mental lainnya seperti depresi, kecemasan, dan gangguan makan," ujarnya, dilansir dari laman UM Surabaya, Senin (2/10/2023).
Baca juga: Ini Cara Maba UM Surabaya Sampaikan Aspirasi Pemilu 2024 yang Damai
Adapun perilaku ini umumnya muncul di usia 30 tahunan atau saat seseorang merasa telah mencapai kematangan secara finansial.
Ia menjelaskan beberapa bentuk dari kecanduan belanja yang harus diketahui, yakni:
1. Pembelian yang impulsive
Di mana sering membeli sesuatu tanpa direncanakan atau cenderung spontan dan bahkan masih banyak barang yang dibeli belum sempat dibuka dan menumpuk.
2. Merasa sangat senang (euphoria) saat membeli sesuatu