KOMPAS.com - Seorang remaja yang memiliki uang saku pas-pasan tetapi ternyata uang tersebut bisa untuk kebutuhan selama sebulan.
Hal itu biasanya dialami oleh anak kos atau anak rantau yang tinggal jauh dengan orangtua. Maka, dalam hal keuangan maka harus bisa mengaturnya dengan baik.
Agar bisa mengatur keuangan dengan baik, maka seseorang butuh literasi keuangan. Tentunya, literasi keuangan harus diajarkan sejak dini.
Bahkan menurut pakar dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Prof. Dr. Susanti, S.Pd., M.Si., ada 3 lingkungan yang jadi kunci sukses literasi keuangan.
Baca juga: Guru Besar Unesa: Boleh Gunakan Gawai di Kelas, tapi dengan Pendekatan Ini
Ia mengatakan, perilaku konsumtif atau belanja berlebihan di luar kebutuhan yang dilakukan anak-anak muda bahkan masyarakat sekarang ini merupakan efek dari minimnya literasi keuangan.
Ini juga yang menyebabkan banyak orang yang terlilit masalah keuangan, hingga punya banyak pinjaman.
Guna mendorong peningkatan literasi keuangan, Prof. Susanti menegaskan pentingnya memberikan edukasi literasi keuangan kepada anak, bahkan sejak usia dini.
Mengingat masalah keuangan bukan hanya soal pemahaman, tetapi juga perilaku dan butuh pembiasaan.
Adapun edukasi ini bisa dilakukan di tiga lingkungan yaitu keluarga, sekolah, hingga lingkungan masyarakat.
Baca juga: 6 Tips agar Bisa Cepat Tidur ala Dosen FK Unesa, Mahasiswa Cek
Khusus di lingkungan keluarga, cara mengajarkan literasi keuangan dapat dilakukan seperti:
"Sering ditemukan, interaksi anak dan orangtua sangat minim akibat kesibukan orangtuanya sendiri," ujarnya, dilansir dari laman Unesa, Rabu (20/9/2023).
"Cara untuk mengatasi problematika itu anak bisa diajak ngobrol terkait keuangannya saat berkumpul bersama baik itu sore atau malam hari terkait uang saku yang diberikan," imbuh dia.
Meski sering ditemukan juga remaja yang memiliki uang saku pas-pasan, dengan literasi keuangan para remaja itu dapat mengatur keuangan yang lebih baik untuk masa yang mendatang dengan menyisihkan uangnya, berapapun itu dan meskipun kecil.
Orangtua juga bisa kerja sama antara lembaga sekolah bersama komite sekolah tentang pentingnya literasi keuangan anak.
Selain itu, orangtua juga perlu memberikan kesempatan kepada anak dan berpartisipasi dalam kegiatan keuangan keluarga.
Hal itu bisa dilaksanakan dalam kegiatan aktivitas rutin keluarga seperti membayar tagihan dan aktivitas yang lain.
Baca juga: Mahasiswi Unesa Ini Belajar Bahasa Mandarin dari Medsos, Kini Lolos Beasiswa ke China
Dalam pembelajaran ekonomi dan keuangan guru dan dosen diharapkan dapat memahamkan konsep ekonomi secara konseptual kepada siswa atau mahasiswanya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.