Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Unesa: 5 Kebiasaan Orangtua Bisa Merusak Potensi Anak

Kompas.com - 10/08/2023, 15:47 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Unesa

KOMPAS.com - Pola asuh dari orangtua mempunyai peranan penting dalam perkembangan anak. Sebab, anak cenderung meniru kebiasaan orangtua.

Mulai dari ucapan, perilaku atau tindakan dari orangtua kepada anak, maka bisa berpengaruh pada perkembangan juga potensi anak.

Menurut pakar pendidikan anak usia dini Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Prof. Dr. Rachma Hasibuan, M.Kes., setiap ucapan orangtua bisa berdampak pada psikologis dan perkembangan karakter anak.

Maka dari itu, setiap orangtua harus selalu berhati-hati dalam memilih kalimat yang akan diucapkan.

Baca juga: Bacakan Dongeng ke Anak, Mendikbud: Dampaknya Luar Biasa bagi Masa Depan Pendidikan

Perilaku atau kebiasaan orangtua

Ada beberapa kebiasaan orangtua yang tanpa disadari itu berdampak pada potensi dan perkembangan anak, yakni:

1. Membanding-bandingkan anak dengan saudara atau anak lainnya

Ini bisa meruntuhkan kepercayaan diri anak pada usaha dan kemampuannya. "Mentalitas anak bisa tertekan dan mereka jadi takut untuk melakukan apapun dan lamban laun itu membatasi perkembangan potensi mereka," ujarya, seperti dilansir dari laman Unesa, Selasa (8/8/2023).

2. Menyakiti perasaan dengan mengatakan hal-hal negatif seperti celaan fisik atau psikis

Jika hal itu terjadi, dampaknya anak juga tidak percaya diri, membenci dirinya sendiri, merasa cemas bahkan dalam waktu yang lama itu bisa sampai terjadi gangguan mental.

3. Suka 'mengkambinghitamkan' anak atas suatu kejadian atau persoalan

Biasanya ada beberapa orangtua yang ketika ada persoalan melimpahkan kekesalan kepada anaknya dengan kata-kata seperti, gara-gara kamu nih, karena perbuatanmu, ulahmu, dan kata serupa lainnya.

Anak yang sering dimarahi sebagai penyebab dari persoalan bisa cenderung diam, tidak berani mengungkapkan pendapatnya karena takut disalahkan.

Baca juga: 5 Tips Membuat Bekal Sehat untuk Anak Sekolah

Anak berpotensi diam dan tidak menceritakan apapun kepada orangtuanya. Dikhawatirkan anak menceritakan permasalahannya kepada orang yang tidak tepat di luar sana.

4. Menakut-nakuti anak dengan suatu hal

Seperti menyampaikan kalimat, kalau tidak bobo, nanti digigit setan dan berbagai ucapan menakutkan lainnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com