Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Cara Memilih Pondok Pesantren Terbaik untuk Anak dari Pakar UMM

Kompas.com - 23/07/2023, 14:27 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tidak sedikit masyarakat yang memilih pesantren sebagai tempat menimba ilmu bagi anak.

Pesantren dianggap mampu memberikan pendidikan yang holistik, mulai dari sisi keilmuan, agama, hingga adab dan etika.

Dosen Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Ahmad Fatoni, menyarankan orangtua untuk melakukan pertimbangan matang saat akan memilih pesantren.

“Di Kementerian Agama sendiri tercatat ada lebih dari lima ribu pesantren yang berada di Jawa Timur. Belum lagi di daerah lain," kata dia dilansir dari laman UMM.

Baca juga: Dosen UMM: Ini 10 Cara Mencegah Stroke

Menurutnya, pesantren adalah lembaga pendidikan yang memiliki sejarah panjang di Indonesia. Keterikatannya juga sangat kuat karena memiliki kontribusi bagi sumber daya manusia di Indonesia. Utamanya, dari segi aqidah maupun akhlak.

Agar anak mendapatkan pendidikan terbaik, Fatoni memaparkan sejumlah saran kepada orangtua dalam memilih pesantren:

Cara memilih pondok pesantren

Menurut Fatoni, ada tiga pertimbangan yang dapat digunakan orangtua maupun calon santri saat memilih pondok pesantren.

1. Sesuaikan pesantren dengan tujuan anak

Pertama, menetapkan tujuan anak atau calon santri. Jika ingin menjadi penghafal Al Quran maka carilah pesantren yang memiliki program hafalan di dalamnya.

Baca juga: Dosen UMM: Ini 2 Alasan Positif Adanya PPDB Jalur Zonasi

Kemudian jika bertujuan menjadi pakar ilmu agama, misalnya literatur keislaman klasik, maka bisa mencari pesantren yang menyediakan sistem pembelajaran berdasarkan kitab kuning atau gundul.

“Jika tujuannya adalah ingin anak menjadi calon intelektual ulama, maka carilah pesantren yang memadukan antara pendidikan kepesantrenan dengan pendidikan formal. Biasanya pesantren terkait mengintegrasikan ilmu-ilmu umum dengan ilmu agama khas pesantren,” tambahnya.

2. Pilih jenis pondok pesantren

Pertimbangan selanjutnya saat menentukan pesantren adalah menentukan model yang diinginkan. Secara umum, pesantren dibagi menjadi dua, yakni tradisional dan modern.

Tradisional atau salafi biasanya menekankan pada kitab-kitab kuning atau kitab gundul.

Bahkan model pesantren ini melarang santrinya untuk mengenyam pendidikan formal supaya lebih fokus menguasai kitab-kitab. Jika santri ingin mendapatkan pendidikan formal, biasanya santri diminta mencari di luar pesantren.

Baca juga: Ayla Zahara, Siswi Madrasah Raih Penghargaan Tokoh Anak Inspiratif KPAI

Model lainnya adalah model modern. Di sini santri tidak hanya belajar ilmu keislaman saja namun juga diajarkan ilmu-ilmu umum tentang teknologi maupun bahasa. Dalam kata lain, model modern ini tidak hanya menitikberatkan untuk belajar kitab-kitab kuning saja.

“Setelah menetapkan tujuan dan model pesantren orangtua atau calon santri harus melihat rekam jejak dari pesantren yang akan dipilih. Misalnya dengan melihat alumni yang ada. Apakah banyak yang berhasil atau sukses dan mampu bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya.

3. Cek kualitas dan sistem belajar pesantren

Fatoni mengingatkan, menurutnya kunci sukses sebuah pesantren adalah sistem belajarnya. Kemudian juga kualitas alumni, kiprah pimpinan pondok serta jasanya di masyarakat.

Jika pesantren itu baru dan belum memiliki alumni, orangtua bisa datang langsung ke lokasi untuk mengecek dan observasi ke masyarakat sekitar.

Lihatlah secara langsung, apakah pesantren tersebut sesuai dengan apa yang diinginkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com