Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Stunting-pedia, Referensi Baru untuk Bantu Pemda Tangani Stunting di Daerah

Kompas.com - 04/07/2023, 17:45 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

“Saya menyambut baik hadirnya buku ini sebagai salah satu referensi pengendalian stunting untuk mewujudkan 'Masa Depan Indonesia Sehat yang Bebas Stunting',” ucapnya.

Baca juga: Percepat Penanganan Stunting, Ketua TP-PKK HST Tekankan Pentingnya Sosialisasi

Stunting-pedia bahas isu-isu penting penanganan stunting

Buku Stunting-pedia turut pula menyoroti pentingnya capaian program percepatan penurunan stunting dan tindak lanjut penanganan pada masa depan.

Buku tersebut juga membahas soal gap besar penanganan stunting serta rencana dan anggaran yang lebih efektif untuk mencapai target penurunan stunting sebesar 14 persen pada 2024.

Pakar Ahli Gizi, Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Fasli Jalal menyebutkan bahwa struktur pemahaman, perencanaan, hingga monitoring dan evaluasi penanganan stunting dari tingkat nasional ke daerah sudah bagus.

Namun, kata dia, terdapat tantangan terbesar yang harus diselesaikan. Pertama, memastikan data keluarga yang memerlukan pencegahan untuk melahirkan anak stunting. Kedua, memastikan ibu-ibu hamil yang perlu dirawat sampai melahirkan anak yang tidak stunting.

Baca juga: Tanda-tanda Bayi Lahir Mati yang Harus Ibu Hamil Sadari

Ketiga, mengangkat mutu dan kualitas anak yang sudah terlanjur stunting, baik sejak lahir atau dalam tahun pertama kehidupan mereka.

“Masalah terbesar ini (berada) di pundak kepada desa (kades) karena dari desalah yang bisa mengoordinasikan data by name by address,” ucap Fasli

Koordinasi data by name by address itu, lanjut dia, dilakukan dengan mengambil data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) dengan didampingkan data Indeks Pembangunan Keluarga (IPK) tentang keluarga mana yang melahirkan anak stunting.

"Lalu, dilihat intervensi spesifik dari sembilan poin (intervensi gizi spesifik) tersebut apakah telah diberikan kepada yang memerlukan atau apa saja yang belum bisa diberikan, alasannya apa dan bisakah ditingkatkan," paparnya.

Baca juga: Bukti Intervensi Gizi Mampu Turunkan Angka Stunting

Adapun sembilan poin intervensi gizi spesifik yang dimaksud, yaitu pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dan balita kurus; tablet tambah darah bagi remaja, wanita usia subur (WUS) dan ibu hamil, promosi dan konseling menyusui, promosi dan konseling pemberian makanan bayi dan anak (PMBA).

Kemudian, ada tata laksana gizi buruk, pemantauan dan promosi pertumbuhan, suplementasi mikronutrien, pemeriksaan kehamilan dan imunisasi, serta manajemen terpadu balita sakit.

“Selain itu, bisa dilihat dari intervensi sensitif yang di luar sektor kesehatan tapi berkontribusi 70 persen untuk menyelesaikan masalah stunting,” imbuh Fasli.

Perlu diketahui, intervensi sensitif merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penyebab tidak langsung stunting yang umumnya berada di luar persoalan kesehatan.

Baca juga: Pakar IPB: Keluarga Berperan Besar Turunkan Angka Stunting

Intervensi tersebut terbagi menjadi empat jenis, yaitu penyediaan air minum dan sanitasi, pelayanan gizi dan kesehatan, peningkatan kesadaran pengasuhan dan gizi serta peningkatan akses pangan bergizi.

Fasli mengungkapkan, desa dapat mengetahui data secara lengkap dan tepat dengan didukung dari kegiatan pos pelayanan terpadu (posyandu) yang sekarang direvitalisasi.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com