Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lestarikan Budaya, UNJ Gelar Festival Pantun dan Pecahkan Rekor Muri 59.000 Pantun

Kompas.com - 14/06/2023, 17:55 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menyelenggarakan Festival Pantun “Dari Pantun untuk Dunia” dan Pemecahan Rekor Muri Pantun Terbanyak pada Rabu, 14 Juni 2023 di Aula Latief, Kampus A UNJ, Jakarta.

Festival Pantun dan Pemecahan Rekor Muri Pantun Terbanyak ini merupakan salah satu rangkaian Dies Natalis Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ke-59 dan juga dalam upaya pelestarian warisan budaya pantun.

Festival Pantun UNJ ini menghadirkan Menteri Kemenparekraf Sandiaga Salahuddin Uno, Nia Niscaya (Plh. Deputi IV Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf), Kepala Badan Bahasa Kemendikbudristek.

Dari internal UNJ hadir jajaran pimpinan Rektor dan Wakil Rektor, Direktur Pascasarjana, Dekan Fakultas, Kepala Biro, Ketua Lembaga. 

Turut mendukung Ketua Umum PGRI, Dinas Pariwisata, Dinas Pendidikan, Direktur Utama PT Jamkrindo, Direktur PT Mandiri Taspen, Komedian Narji Cagur, Dosen, Mahasiswa, Peserta Lomba Festival Pantun dan sivitas akademika UNJ.

Pada sambutannya, Sandiaga Uno menyampaikan selamat atas terselenggaranya Festival Pantun dengan tema “Dari Pantun untuk Dunia” sebagai rangkaian Dies Natalis ke-59 UNJ.

"Pantun merupakan warisan budaya Indonesia yang telah masuk dalam Representative List of the Intangible Cultural Heritage UNESCO. Kemenparekraf sangat mendukung upaya UNJ dalam melestarikan warisan budaya yaitu melalui penyelenggaraan festival pantun sebagai semangat pelestarian pantun," ungkap Sandiaga Uno.

“Pencatatan Rekor Muri 59 ribu pantun ini merupakan pencapaian yang perlu diapresiasi terutama untuk menjaga dan melestarikan budaya pantun Indonesia," tegasnya.

"Semoga pelaksanaan kegiatan festival pantun, dapat memberikan manfaat dalam pelestarian warisan budaya melalui industri kreatif serta dapat semakin mengenalkan pantun kepada dunia,” tutup Sandiaga Uno.

Rekor Muri 59 Ribu Pantun

Perhelatan Festival Pantun diikuti siswa SD, SMP, SMA di Indonesia, mahasiswa, guru, dosen, masyarakat Indonesia dan Malaysia, Vietnam, Filipina, Australia, Korea Selatan, Jepang, Rusia, Laos, Timor Leste, Pakistan, Kosta Rika, Brazil, dan Thailand dengan melibatkan 5965 orang.

Baca juga: Di Uhamka, Sandiaga Uno Ungkap Pariwisata Jadi Lokomotif Pembangunan

Kegiatan tersebut pecahkan Rekor Muri Pantun Terbanyak sejumlah 59.000 pantun yang terkumpul dari peserta di seluruh Indonesia. Angka 59.000 pantun ini merepresentasikan filosofi Dies Natalis ke-59 UNJ.

 

Rektor UNJ Prof. Komarudin menyampaikan, "hari ini, Alhamdulillah kita telah pecahkan Rekor Muri dengan jumlah pantun terbanyak, pengumpulan 59.000 pantun ini menjadi semangat dalam memberikan kontribusi pelestarian budaya Indonesia."

"Dengan adanya kegiatan ini pantun bisa mendunia. Kita berharap dengan keterlibatan Kemenparekraf, mahasiswa, pelajar dan masyarakat dari pelosok wilayah di Indonesia dan berbagai negara, maka ini untuk target pantun khususnya dan UNJ menuju reputasi dunia semakin tercapai termasuk juga di sektor pengembangan industri kreatif," jelas Prof. Komarudin.

"Indonesia memilik wilayah dan budaya beragam, maka ini bisa dimanfaatkan untuk pengembangan pantun dan industri kreatif dan juga di sektor ekonominya," tambahnya.

"UNJ adalah pusat inovasi pendidikan dalam akselerasi UNJ bereputasi dunia, yang berfokus secara eksklusif untuk membawa kemajuan teknologi terbaru ke semua bidang pendidikan, tutup Prof. Komarudin.

Pantun Mendunia

Ketua Dies Natalis ke-59 UNJ dan Direktur Pascasarjana UNJ, Prof. Dedi Purwana  menyampaikan, pantun adalah wujud dari peradaban manusia yang tidak pudar untuk pembentukan karakter bangsa di era digital.

Prof. Dedi Purwana menjelaskan, pada festival pantun mengangkat tema “Dari Pantun untuk Dunia” sejalan dengan Visi UNJ yaitu Menjadi Universitas Bereputasi di Kawasan Asia sehingga UNJ terpanggil untuk melestarikan dan memperkukuh pantun Indonesia di dunia.”

“Pada 17 Desember 2020, UNESCO telah menetapkan pantun sebagai warisan budaya dunia takbenda. Dengan festival pantun 2023, UNJ turut melestarikan dan memperkuat pantun sebagai warisan budaya dunia,” ujar Prof. Dedi Purwana

Ketua Panitia Festival Pantun UNJ Prof. Endry Boeriswati berharap, "pantun mendunia dan itu dari beberapa negara tadi kejutan sekali buat kami, mereka senang sekali mengirimkan video pantun. Walaupun bahasanya masih tertatih-tatih mereka senang sekali."

Tujuan khusus Festival Pantun 2023 adalah membangun inovasi dengan berfokus pada bidang budaya/multikultural pendidikan, inovasi, dan transformasi, karena pantun adalah salah satu warisan dunia yang ditetapkan oleh UNESCO, melalui Sidang UNESCO sesi ke-15 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Paris, Prancis, pada 17 Desember 2020.

Baca juga: Dies Natalis ke-63 Atma Jaya: Indonesia Punya Andil di Lingkup Global

"Harapannya adalah mengembangkan potensi Indonesia melalui program pendidikan, dan kegiatan selanjutnya bisa lebih besar lagi, sehingga, menjadi suatu experience centre untuk mendorong perkembangan teknologi, untuk memfasilitasi dan mendukung pengembangan ekosistem dan digitalisasi pendidikan Indonesia," tutup Prof. Endry Boeriswati yang juga Guru Besar Fakultas Bahasa dan Seni UNJ.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com