“Cikal mengacu pada definisi dari Wiggins (1989; p.703) tentang authentic assessment di mana anak diberi kesempatan untuk menunjukkan pemahaman mendalam, kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah yang tentunya tidak bisa hanya diwakilkan dalam bentuk paper and pencil test yang hanya diukur saat itu saja,” jelasnya.
Tari juga menekankan pada kepercayaan dan keyakinan Cikal akan pentingnya melakukan refleksi dalam pembelajaran yang dilakukan setiap anak. Dengan adanya pameran karya, anak-anak dapat memiliki kesempatan untuk mengubah strategi jika dirasa perlu.
“Cikal sangat percaya pada proses belajar yang dialami anak yang justru menentukan bagaimana anak bisa melakukan refleksi terhadap perjalanan belajarnya, mengubah strategi jika dirasakan perlu, dan memutuskan apa saja yang harus diperbaiki di kemudian hari untuk tahap belajar yang lebih tinggi (Earl, 2006; p. 85),” katanya.
Tari mengatakan, pameran karya sebagai bentuk asesmen dirasa paling tepat untuk bisa mencapai tujuan asesmen tersebut.
Tari menambahkan, selain menjadi sebuah asesmen yang menekankan pada proses dan bukan hasil, rangkaian pameran karya turut melatih anak menghargai prosesnya sebagai pelajar. Dengan begitu, anak akan dapat menemukan arti dari belajar yang sebenarnya.
Tak hanya itu, dengan menerapkan asesmen berbentuk pameran karya, anak akan semakin memahami perkembangan kemampuan, kesalahan, dan cara hadapi tantangan dengan strategi terbaik dalam kehidupannya.
Jika anak terbiasa menghargai proses dalam mencapai suatu tujuan, anak juga belajar dalam arti sesungguhnya.
Maksudnya adalah anak dapatmemahami strategi yang paling tepat untuk dirinya, melihat perkembangan kemampuannya, belajar dari kesalahan, belajar menghadapi tantangan dan memilih strategi terbaik, dan menerima keunikan cara belajarnya.
“Kebiasaan itu juga akan membantu anak untuk menghargai proses yang dialami orang lain dan belajar bekerja sama dengan lebih baik,” ceritanya.
Baca juga: Terapkan Play-Based Learning, Rumah Main Cikal Penuhi Kebutuhan dan Kompetensi Dasar Anak Usia Dini
Sementara itu, Tari sebagai seorang psikolog dan praktisi pendidikan menilai, pameran karya anak sebagai asesmen pembelajaran dapat menjadi sebuah cara untuk memberikan pengalaman belajar.
Metode asesmen Cikal itu juga bisa mempersiapkan para murid Indonesia memiliki kompetensi yang diperlukan untuk hadapi berbagai tantangan yang tidak bisa diprediksi di masa depan.
PYP Exhibition merupakan pameran karya yang didedikasikan Sekolah Cikal untuk menunjukkan hasil pembelajaran dan penelitian yang melibatkan penemuan isu dan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Pameran ini dilakukan murid kelas 6 yang mengintegrasikan kurikulum Cikal dengan framework International Baccalaureate.
Baca juga: Sekolah Cikal Buka SD di Bandung, Ini Kurikulum, Program, dan Cara Pendaftarannya
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya