KOMPAS.com - Masyarakat geger dengan temuan berita bayi yang tewas akibat suara petasan.
Kejadian ini terjadi di Gresik Jawa Timur, dimana bayi berusia 38 hari berinisial HDN tersebut meninggal dunia usia kaget mendengar kerasnya ledakan petasan.
Bayi pasangan suami istri Nur Hasim dan Nur Faizah dikabarkan sempat mengalami kejang hingga sulit bernapas usai sang bayi mendengar ledakan petasan.
Dikabarkan kondisi bayi semakin memburuk hingga sampai akhirnya ia menghembuskan napas terakhir di RS Muhammadiyah Lamongan.
Baca juga: Dosen UM Surabaya: Ini 5 Tips Cegah Obesitas Usai Lebaran
Masalah suara petasan yang dianggap sangat keras sering dikeluhkan banyak orang. Petasan sering dinyalakan saat momen lebaran.
Seringkali dalam pemukiman padat, anak-anak hingga remaja justru menyalakan petasan tanpa mengenal waktu.
Tetapi sebetulnya, seberapa kencang suara petasan bisa merusak pendengaran hingga menyebabkan kematian?
Terkait hal tersebut, Gina Noor Djalilah Dosen Spesialis Anak Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya menjelaskan suara petasan atau ledakan memiliki ambang batas yang sangat berbahaya.
Baca juga: 7 Cara Mencegah Kolesterol Naik Saat Lebaran dari Dosen UM Surabaya
Bahkan bisa berpengaruh pada organ pendengaran khususnya pada organ-organ vital seperti otak, jantung, paru dan lainnya.
“Pada suara petasan memiliki frekuensi 150-175 desibel sedangkan pada manusia ada di batas 30-90 desibel,” ujar Gina dilansir dari laman UM Surabaya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.