Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen Unair: Penyakit Kencing Tikus Bisa Serang Hewan Piaraan

Kompas.com - 17/03/2023, 17:01 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Unair

KOMPAS.com - Leptospirosis merupakan kasus musiman yang berasal dari kencing tikus. Maka dari itu, leptospirosis harus diwaspadai.

Tak hanya manusia, tetapi hewan piaraan juga harus dijaga agar tidak terkena wabah kencing tikus. Sebab, wabah dari bakteri leptospira sp tersebut biasanya terjadi pada musim penghujan.

Karena bersifat zoonosis, leptospirosis dapat menyerang hewan ke sesamanya, hewan ke manusia, maupun sebaliknya.

Menurut Dosen Divisi Mikrobiologi Veteriner Sikia Universitas Airlangga (Unair), Ratih Novita Praja, drh., MSi., sebenarnya tidak semua tikus membawa leptospirosis pada tubuhnya.

Baca juga: 14 Jurusan Sepi Peminat di Unair, Acuan SNBT 2023

Tapi, pada lingkungan yang basah dan memiliki air menggenang patut curiga terdapatnya kencing tikus yang mengandung leptospirosis.

Karena itu, hewan maupun manusia yang memiliki luka terbuka harus lebih waspada menghindari tempat semacam itu.

"Tidak semua tikus membawa leptospirosis, tapi kita tetap harus mewaspadai tikus yang kencing sembarangan," ujarnya dikutip dari laman Unair, Jumat (17/3/2023).

Ia juga menjelaskan bahaya wabah tersebut di daerah lembab dan becek. Tentu hal ini bisa meningkatkan risiko potensi penularan leptospirosis pada hewan dari air yang ada.

Adapun gejala klinis pada hewan yang terjadi mulai pyrexia, hemolytic anemia, hingga jaundice yang khas apabila organ hepar terdampak. Bahkan infeksi pada babi dapat mengakibatkan terjadinya gangguan reproduksi akut.

"Pada babi dapat menyebabkan kegagalan reproduksi, mirip dengan infertilitas dan keguguran sporadis," jelasnya.

Bisa menyerang hewan piaraan

Selain itu, leptospirosis juga dapat menyerang hewan peliharaan di rumah. Anjing memiliki gejala klinis yang terlihat serupa pada manusia.

Salah satu yang terlihat adalah terdapatnya pigmentasi warna kuning pada bagian luar kulit maupun gusi.

Namun berbeda dengan anjing, kucing dianggap memiliki resistensi terhadap leptospirosis. Hanya saja, keberadaan infeksi leptospirosis dapat terbukti dengan uji PCR terhadap air kencing.

Untuk dampaknya ialah manifestasi klinis yang luas antara sedang hingga akut. Dengan masa inkubasi dalam hitungan minggu, dalam sebulan tubuh akan merespons untuk merangsang pembentukan antibodi.

Sedangkan upaya pencegahannya ialah dengan peningkatan biosekuriti kandang dan lingkungan. Jangan sampai ada air menggenang menjadi tempat potensial buang air kecil bagi tikus.

Baca juga: Ahli Gizi Unair Bagikan Tips Diet Sehat

Selain itu vaksinasi leptospira pada anjing juga dapat menjadi pilihan untuk menghindarkan anabul dari infeksi itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com