Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Mahasiswa ITB Ubah Sampah Jadi Energi Listrik

Kompas.com - 14/12/2022, 19:03 WIB
Dian Ihsan

Penulis

Terkait kelayakan, menurut Tim Piwpiw sistem ini sudah layak untuk diterapkan di Indonesia.

Karena, hingga saat ini bahan bakunya sangat melimpah dan sistem yang dipakai tidak terlalu kompleks.

Beberapa negara yang telah berhasil mengadopsi sistem ini lebih dulu antara lain Singapura, Swedia, dan Nigeria.

Keberhasilan ini tentu menjadi patokan dan semangat bagi Indonesia untuk turut serta sebagai salah satu pemain dalam penyediaan listrik menggunakan sistem WTE.

Baca juga: Usia 25 Tahun Bisa Daftar Seleksi Masuk PTN 2023, Apa Syaratnya?

"Untuk kelayakan sebenarnya layak karena teknologi yang dibutuhkan juga sudah ada, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Hanya saja perlu dimodifikasi menjadi sistem tertutup dan ditambah mesin pyrolysis. Uap turbin generator juga menghasilkan produk-produk berguna dengan net zero carbon emission," tambah Earron.

Meskipun demikian, sistem WTE masih menyimpan beberapa tantangan besar untuk menuju implementasinya di Indonesia.

Tantangan struktural yang menyangkut kesadaran dan perubahan pola pikir masyarakat membutuhkan waktu yang tidak singkat.

Belum lagi masalah modal yang seringkali dimiliki swasta, sehingga butuh kreativitas dan ketekunan untuk meyakinkan mereka agar mau berinvestasi.

Baca juga: Menag Minta Pengawas Tindak Kasus Pelecehan dan Kekerasan di Madrasah

"Sistem WTE ini tantangannya berupa modal serta kerja sama pemerintah, masyarakat, dan swasta. Selain itu, perlu diperbaiki perilaku masyarakat soal kedisiplinan mereka dalam memilah sampah. Karena masing-masing jenis sampah menghasilkan produk sampingan yang berbeda ketika dibakar," ucap Catherine dan Earron saling melengkapi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com