Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program Praktisi Mengajar Bantu Mahasiswa Kuliah Lebih Cepat

Kompas.com - 06/12/2022, 09:25 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Universitas Sriwijaya (Unsri) menjadi salah satu perguruan tinggi yang melaksanakan program Praktisi Mengajar. Program yang menjadi bagian dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) itu berjalan di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) untuk program studi (prodi) Ilmu Kelautan.

Mahasiswa prodi Ilmu Kelautan di Universitas Sriwijaya merasa beruntung bisa praktik langsung menggunakan echosounder saat pembelajaran mata kuliah Akustik Kelautan karena dipinjamkan alat oleh seorang praktisi yang menjadi peserta program Praktisi Mengajar.

Baca juga: 30 BUMN Buka 890 Lowongan Kerja untuk Lulusan Diploma, S1, dan S2

Echosounder adalah suatu alat navigasi untuk mengukur kedalaman laut dengan cara mengirimkan gelombang/getaran akustik dari permukaan ke dasar laut yang akan kembali diterima oleh transducer yang terpasang di dasar kapal.

Echosounder merupakan salah satu jenis Sound Navigation and Ranging (SONAR) yang dapat digunakan untuk menemukan objek seperti gerombolan ikan, kolom gelembung yang muncul dari dasar laut, ataupun mengetahui bentuk dasar laut.

Mahasiswa Ilmu Kelautan Unsri, Jeni Meiyerani mengatakan ada perbedaan yang cukup besar jika membandingkan perkuliahan di kelas yang mempelajari teori dengan praktik langsung menggunakan alat seperti echosounder.

"Perbedaan sangat terlihat dan terasa. Selama ini kita pelajari secara teori, kita tahu echosounder bisa untuk mendeteksi ikan di perairan atau dalam air. Tapi kalau bisa melihat langsung dan bagaimana cara gunakanya, itu sangat berbeda. Memang langkahnya sama, tapi saat mencoba langsung, kita lebih paham," kata dia di Unsri, Palembang, Senin (5/12/2022).

Saat kampusnya menerima pinjaman echosounder dari program Praktisi Mengajar, dia dan teman-temannya bisa praktik langsung menghubungkan alat dan merangkainya, lalu memasukkannya ke dalam kolam agar bisa mendeteksi ikan-ikan di dalam kolam.

"Kami melihat secara langsung waktu Pak Freddy membawa echosounder, kami melihat bagaimana ikan menangkap gelombang. Jadi dengan praktik kita lebih ingat dan lebih paham," ujar dia.

Baca juga: 6 Kota dengan Biaya Hidup Murah, Referensi Kuliah di Luar Negeri

Praktisi Mengajar dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Freddy Supriyadi yang meminjamkan echosounder merupakan lulusan Prodi Ilmu Kelautan Unsri.

Kini, dia bekerja di Balai Riset Perikanan Perairan Umum dan Penyuluhan Perikanan Palembang, sebuah unit pelaksana teknis di Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Freddy menjadi pengajar sementara untuk mata kuliah Dasar-Dasar Akustik di Unsri melalui program Praktisi Mengajar.

Dia menceritakan lebih detail tentang penggunaan echosounder dalam pekerjaannya.

Freddy menuturkan, echosounder merupakan sebuah instrumen atau alat yang digunakan kantornya untuk penelitian, salah satunya dalam menjajaki sumber daya ikan di perairan. Sepuluh tahun saat ada pengadaan peralatan, kantornya membeli echosounder.

"Alatnya itu satu set, mirip alat USG untuk ibu-ibu hamil. Echosounder ini memanfaatkan gelombang suara, secara elektronik alat ini memancarkan gelombang suara ke dasar perairan, lalu objeknya mengembalikan gema, lalu ditangkap lagi oleh alat, lalu hasilnya ditampilkan di dalam monitor, disebut echogram," jelas dia.

Baca juga: Ini 4 Alasan Kenapa Ada Banyak Bahasa di Dunia

Saat mengajar di Unsri dengan membawa echosounder untuk praktik, Freddy meminta mahasiswanya menyiapkan ikan lele yang dimasukkan ke dalam kolam di kampus.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com