Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sineas Angga: Film, Agama dan Bangsa adalah Proses Lahirkan Nilai Bermakna bagi Masyarakat

Kompas.com - 05/12/2022, 19:07 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Pada kuliah umum agama gelaran Unit Penyelenggara Matakuliah Pengembangan Pribadi (UP-MPK) Universitas Sanata Dharma (USD), Sabtu (3/12/2022) menghadirkan sineas Angga Dwimas Sasongko.

Angga membagikan pengalamannya kepada mahasiswa USD terkait perjalanannya sebagai seorang sineas Indonesia. Di situ, ia bercerita mengenai keterlibatannya dalam persoalan isu-isu agama dan kebangsaan.

Karenanya, dia coba menghadirkan berbagai isu agama dan kebangsaan yang berjumpa dalam sebuah film. Atau, isu-isu tersebut diangkat Angga dalam bahasa sinematik melalui film-film garapannya.

Baca juga: Webinar USD: Lulus Informatika Bisa Jadi Apa Saja?

Adapun beberapa tema anti-mainstream yang diangkat Angga, sejak karya pertamanya yakni 'Foto, Kotak Jendela' (2006) hingga 'Mencuri Raden Saleh' (2022).

Sutradara muda berusia 37 tahun ini menghargai transformasi penonton Indonesia dari berbagai perbedaan untuk menjadi dewasa secara tematik.

Menurutnya, proses kreatif untuk menciptakan karya-karya tersebut berasal dari persoalan-persoalan kebangsaan yang kebetulan agama turut berperan.

"Saya diajak untuk selalu sadar mengenai diri saya sekarang dan melihat berbagai peluang untuk memaknainya," ujar dia dalam keterangan tertulisnya.

Ia mengatakan, "Agama dan Kebangsaan" bisa berjumpa dalam sebuah film yang menceritakan persoalan hidup sehari-hari banyak orang.

Hingga akhirnya dari film itu bisa menjadi sarana untuk menyadarkan bahwa betapa pentingnya agama dan nilai-nilai kebangsaan di tengah-tengah masyarakat yang plural ini.

"Film tidak hanya mengenai 'making glory', melainkan juga 'making value'. Di sinilah benang merah titik temu antara Film, Agama, dan Bangsa. Yaitu sebuah proses bersama untuk melahirkan nilai bermakna bagi masyarakatnya," jelas Angga.

Sementara itu, Kepala UP-MPK, Nikolas Kristiyanto, SJ., mengungkapkan, ada 1.880 mahasiswa yang mengambil mata kuliah Pendidikan Agama di semester gasal tersebut.

Untuk itulah, sasaran dari kegiatan dengan tajuk “Jalan yang Jauh, Jangan Lupa Pulang (kepada Kemanusiaan)” ini dapat menjadi sarana untuk menyadarkan mahasiswa-mahasiswa USD bahwa untuk beriman dan berbangsa itu ada banyak sarana untuk dapat mengekspresikannya.

Tentu, Romo Niko juga mengatakan ada anggapan umum bahwa kaum muda digital Z saat ini sering tidak peduli mengenai hal-hal agama dan kebangsaan.

Baca juga: Webinar USD: Ini Cara Mencegah Penuaan Dini dengan Bahan Alam

"Karya seni khususnya sebuah film adalah salah satu sarananya. Akhirnya, kita dapat mengatakan bahwa agama adalah sebuah perjalanan panjang untuk memaknai kehidupan ini," terangnya.

Meski demikian, Romo Niko mengingatkan agar semuanya tidak lupa untuk kembali pada nilai kemanusiaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com