"Bukan jadi sama sekali tidak takut, tapi intensitasnya berkurang," tandasnya.
Studi lainnya adalah mengatasi rasa cemas untuk berbicara di depan publik. Dalam melakukan intervensi, tim menyiapkan level tertentu yang akan dihadapi pengguna. Perbedaan dari setiap level adalah jumlah audiens yang akan dihadapi pengguna.
"Ketika dia mengatasi satu sesi, maka dia akan masuk ke sesi (level) berikutnya. Sehingga itu menambah kepercayaan dirinya. Dan hasil risetnya menunjukkan bahwa orang yang telah melakukan latihan dengan simulasi VR ini dia lebih percaya diri dan berkurang rasa cemasnya untuk melakukan prestasi di depan orang," paparnya.
Baca juga: Ingin Jadi Bartender? Ini Kisaran Gaji dan Jurusan yang Bisa Dipilih
Menurut Aulia, teknologi VR sendiri di luar negeri sudah lama digunakan untuk terapi. Hanya saja, Indonesia belum terlalu familiar dengan aktivitas tersebut.
"Saya kira Unpad menjadi salah satu yang pertama mengembangkan ini," pungkas Aulia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.