Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Adu Sekolah, Swasta vs Negeri

Kompas.com - 29/10/2022, 15:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Zen Wisa Sartre dan Ikko Anata

KOMPAS.com - Tidak dapat dimungkiri bahwa selalu ada pertentangan dan perdebatan mengenai pendidikan, khususnya sekolah negeri dan swasta. Bahkan, pertentangan ini juga kerap menimbulkan tindak kriminal, seperti tawuran dan ajang kekerasan, yang mulanya berawal dari ejek-ejekan.

Terlepas dari itu semua, sekolah negeri dan swasta tetap memiliki peranan besar dalam perkembangan pendidikan dan peradaban bangsa Indonesia. Meskipun, dalam prosesnya tetap ada sisi kenakalan siswa-siswi yang mungkin menjengkelkan bagi para guru, dan bila diingat-ingat lagi akan menjadi kenangan tersendiri.

Hal inilah yang dirasakan oleh Anya dan Banni dalam siniar Kosan HAI bertajuk “Adu Sekolah! Swasta vs Negeri”. Mereka berdua menceritakan dan mengakui beberapa perbedaan mencolok terkait kehidupan di sekolah swasta dan negeri yang dapat diakses pada tautan berikut https://spoti.fi/3RFecw9.

Biaya

Jelas dalam biaya, akan ada perbedaan. Untuk sekolah negeri, ada program pemerintah yang bernama Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Sementara pada sekolah swasta, umumnya dana operasional merupakan persetujuan dari pihak sekolah dan orangtua.

Dana operasional ini bukan hanya pendaftaran, melainkan SPP, uang gedung, seragam, pembangunan, dan lain sebagainya.

Baca juga: Anak Perempuan dan Belenggu Beban Ganda Sejak Kecil

Selain itu, sekolah swasta juga kerap memiliki visi, misi, dan standar pendidikan yang berbeda-beda bagi muridnya. Misalnya saja, sekolah swasta yang memang dikhususkan untuk agama tertentu, dan sekolah swasta yang berkualitas tentunya mematok biaya yang cukup tinggi.

Pergaulan

Dalam pergaulan, siswa-siswi yang bersekolah di sekolah negeri akan lebih jauh beragam, seperti dalam agama yang dianut oleh para siswa yang tidak sama keyakinan. Tidak seperti pada sekolah swasta yang dikhususkan untuk keyakinan tertentu yang lebih dominan.

Akan tetapi, bukan berarti pada sekolah swasta yang khusus agama tertentu tidak membolehkan siswa dari agama lain mendaftar. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan hak masyarakat Indonesia, terlepas agama, ras, dan etnisnya.

Meskipun demikian, dalam hal perbedaan latar belakang, sekolah negeri akan lebih beragam. Karena biaya sekolah negeri yang tergolong relatif murah dibandingkan swasta. Itu sebabnya, mau tidak mau para siswanya akan belajar menerima perbedaan dalam kehidupan sehari-hari.

Fasilitas

Salah satu yang mencolok adalah fasilitas. Dengan biaya yang tergolong standar dan mendapat bantuan pemerintah, sekolah negeri masih kalah jika dibandingkan sekolah swasta yang biayanya tidak murah.

Tentu, biaya sekolah ini berpengaruh dalam pengadaan fasilitas belajar, seperti air conditioner, projector, laptop, dan ruang komputer yang membutuhkan biaya tidak sedikit. Dalam pemenuhan fasilitas ini, sekolah negeri tidak bisa secara penuh memberikannya. Sementara itu, meminta bantuan kepada orangtua murid dilarang oleh pemerintah karena akan memberatkan masyarakat.

Proses Belajar-Mengajar

Rata-rata tenaga pengajar, baik sekolah negeri maupun sekolah swasta, memiliki latar belakang pendidikan minimal S1, bahkan beberapa ada yang sudah S2. Itu sebabnya, dapat dikatakan sekolah negeri dan swasta kurang lebih sama.

Perbedaan yang jelas adalah jumlah murid dalam kelas. Oleh karena jumlah siswa di sekolah negeri jauh lebih banyak bila dibandingkan sekolah swasta, maka guru akan sulit untuk memberikan perhatian.

Baca juga: Kenapa Kita Harus Berhenti Membandingkan Diri?

Tidak jarang guru di sekolah negeri akan lebih cenderung memberikan perhatian hanya kepada siswa yang memiliki nilai tinggi atau siswa yang terkenal karena perilakunya yang kerap melakukan keonaran. Akibatnya, siswa yang lain kurang mendapat perhatian karena tidak idealnya jumlah siswa di dalam kelas.

Dengarkan obrolan seru Annya dan Banni lainnya hanya melalui siniar Kosan HAI di Spotify. Dalam siniar ini, akan ada banyak obrolan seru, mencengangkan, dan menarik seputar tren yang sedang viral di kalangan para remaja.

Ikuti juga siniarnya agar kalian tak tertinggal setiap ada episode terbarunya. Akses sekarang juga episode ini melalui tautan berikut https://spoti.fi/3RFecw9

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com