Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendikbud: Program Merdeka Belajar di Kalbar Sudah Dirasakan Para Guru

Kompas.com - 24/10/2022, 22:42 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Makarim menerima berbagai respons positif atas dampak implementasi program-program Merdeka Belajar saat mengunjung Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar).

Respons itu dari para Kepala Daerah, Kepala Dinas Pendidikan, serta Kepala Sekolah di daerah tersebut.

Baca juga: 2 Sekolah Kedinasan Tidak Gunakan Syarat Tinggi Badan, Ini Dia

"Hari ini kami bersyukur mendengar langsung bahwa berbagai program dan kebijakan yang kami upayakan selama ini mulai dirasakan dampak positifnya," ucap Nadiem usai berdialog dengan Kepala Sekolah Penggerak di SD Negeri 28 Pontianak Utara, Senin (24/10/2022).

Saat pertemuan dengan Gubernur Kalbar Sutarmidji, Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, dan pejabat lainnya, dia menyebut semua pihak itu mendukung dan memberi masukan atas program-program Merdeka Belajar.

"Ini penting sekali untuk terus kita kawal bersama," ungkap dia.

Dalam sesi diskusi, Nadiem juga menerima banyak masukan berharga dari para kepala sekolah dan guru.

"Hari ini kami mendapat banyak masukan, misalnya seperti penyederhanaan proses administrasi agar tidak memberatkan guru, masukan terkait rekrutmen PPPK, tentang penyempurnaan Platform Merdeka Mengajar, dan implementasi Permendikbudristek terkait penugasan Guru Penggerak menjadi Kepala Sekolah," kata Nadiem.

Semua masukan itu, dia akan mencermatinya dan menjadi bahan evaluasi guna perbaikan program Merdeka Belajar.

"Masukan bapak ibu guru sangat berharga bagi kami. Pasti akan kami perhatikan dan pikirkan untuk ditindaklanjuti dalam program dan kebijakan," ujarnya.

Salah satu perubahan positif yang didorong Kemendikbud Ristek pada kurikulum adalah dengan mengurangi beban kepadatan pelajaran sebanyak 30-40 persen, lebih fleksibel, dan berfokus pada hal yang esensial.

"Kepadatan materi pembelajaran di sekolah menimbulkan banyak komplain dari orang tua yang memiliki anak di sekolah, makanya kita rampingkan, kita sederhanakan agar lebih fokus kepada pendalaman materi," tutur Nadiem.

Baca juga: 5 Negara Terdamai dan Rekomendasi Kampus Terbaiknya

Hal tersebut dikatakan Nadiem sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di wilayah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal) agar tidak selalu merasa tertinggal dengan sekolah lain dan bisa berfokus pada hal-hal yang esensial.

"Fleksibilitas ini penting agar guru dapat lebih merdeka menentukan mau secepat apa, kemudian bisa fokus pada materi yang mendasar dan penting," ungkapnya.

Selain itu, implementasi penggunaan Platform Merdeka Mengajar telah dilaksanakan dengan baik oleh para guru di Pontianak. Sebagian besar guru-guru sudah menggunakan platform yang membantu mereka menerapkan kurikulum merdeka dan meningkatkan kompetensinya.

"Para guru memberikan berbagai macam masukan terhadap fitur-fitur yang akan mempermudah pembelajaran mereka, dan ini akan kami jadikan evaluasi," jelas dia.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com