KOMPAS.com - Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia yang nilai-nilainya bisa menjadi pedoman masyarakat dalam berbangsa dan bernegara.
Nilai-nilai dalam Pancasila juga penting dan wajib dikenalkan dan ditanamkan bagi anak-anak usia dini.
Dengan begitu, nilai luhur Pancasila bisa membentuk karakter dan kepribadian anak. Kenapa anak usia dini perlu dikenalkan nilai-nilai Pancasila?
Hal itu justru perlu dilakukan karena anak usia dini justru lebih mudah menangkap segala hal termasuk nilai-nilai luhur Pancasila.
Baca juga: Cek 20 Universitas Terbaik di Korea Selatan Versi THE WUR 2023
Selain sekolah, nilai dan karakter Pancasila ini juga bisa dikenalkan oleh orangtua kepada anaknya saat berada di rumah.
Melansir dari laman Global Prestasi School, Minggu (16/10/2022), berikut ini ada beberapa hal tentang pendidikan Pancasila yang ditanamkan terhadap siswa dan manfaatnya:
Salah satu poin penting dalam pendidikan Pancasila adalah beriman dan berakhlak mulia. Hal itu sejalan dengan Pelajar Pancasila yang digaungkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
Poin iman yang kuat dan berakhlak mulia merupakan nilai yang wajib ditanamkan sekolah. Siswa mesti memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupannya sehari-hari.
Indonesia memiliki budaya yang sangat banyak. Sehingga dalam pendidikan Pancasila juga memahami dan menghargai keragaman budaya yang dimiliki Indonesia.
Saat siswa tahu mengenai keragaman budaya di sekitarnya, memunculkan rasa saling menghargai dan terbentuknya budaya luhur yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa.
Baca juga: 10 Negara dengan Standar Hidup Terbaik di Dunia, Cocok untuk Kuliah
Nilai gotong royong menjadi poin selanjutnya dalam pendidikan Pancasila yang dikenalkan ke anak usia dini.
Nilai gotong royong adalah sikap untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama agar berjalan lancar, mudah dan ringan.
Dengan mengenalkan nilai gotong royong, siswa tahu bahwa suatu kegiatan atau masalah dapat diselesaikan bersama-sama. Contoh kegiatan gotong royong adalah sikap kepedulian, kekompakkan dan berbagi.
Mandiri merupakan pendidikan Pancasila yang membentuk karakter siswa untuk tidak bergantung kepada orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan permasalahan.
Siswa wajib bertanggung jawab atas proses dan hasil belajar yang dilakukan. Bagian yang termasuk sikap mandiri adalah kesadaran pribadi atas situasi yang dihadapi.
Baca juga: Beasiswa Pancakarsa bagi S1 Segera Dibuka, Ada Bantuan UKT Rp 10 Juta