Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuasai Kompetensi 6C untuk Sukses di Era Globalisasi 4.0, Apa Saja?

Kompas.com - 03/10/2022, 11:47 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Associate Profesor dari National Institute of Education Singapura, Suzanne Choo Shen Li mengatakan bahwa untuk sukses di era hiper-globalisasi atau disebut juga dengan Globalisasi 4.0, pemerintah dan pemangku kebijakan kini harus sadar bahwa pelajar perlu dipersapkan menjadi warga global.

Kompetensi 4C dinilai tidak cukup untuk menghadapi Globalisasi 4.0 di mana dunia akan mendekati fase baru kerja sama global dengan cepat.

“Kini kita berada pada era hiper-globalisasi. Pemerintah dan pemangku kebijakan sadar bahwa siswa perlu bersiap menjadi warga global. Jika kita hanya melatih siswa dengan 4C, mereka tidak akan memiliki karakter. Oleh karena itu, karakter dan kewarganegaraan menjadi landasan atau nilai penting dari kecakapan abad ke-21,” ujar Suzanne dalam webinar bertajuk “From 4Cs to 6Cs: What Should Teachers Know and Prepare for Successful Language Learning in the 21st Century” yang digelar SEAMEO QITEP in Language (SEAQIL), pekan lalu.

Baca juga: 5 Ciri Orang Cerdas Bukan Hanya Dilihat dari IQ, Kamu Punya Ciri-cirinya?

Ia menjelaskan, keenam kecakapan abad ke-21 dikenal dengan istilah 6C, yang meliputi:

1. Character (karakter).

2. Citizenship (kewarganegaraan).

3. Critical thinking (berpikir kritis).

4. Creativity (kreatif).

5. Collaboration (kolaborasi)

6. Communication (komunikasi).

Salah satu ciri dari implementasi kecakapan 6C adalah munculnya aspek humanis dalam pendidikan, seperti pendidikan dan kurikulum yang berpusat pada nilai dan karakter, tidak lagi hanya berfokus pada penguasaan materi mata pelajaran.

Baca juga: 10 Negara dengan Skor IQ Tertinggi 2022, Berapa Skor IQ Indonesia?

Melalui pembelajaran kontekstual, siswa diharapkan tidak hanya dapat belajar, tetapi juga belajar untuk mengimplementasikan pelajaran yang dipelajarinya dengan lebih bermakna dan berkaitan dengan lingkungan sekitar.

Secara bersamaan, proses belajar tersebut turut terdorong siswa untuk menjadi warga negara yang humanis dalam masyarakat global abad ke-21.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur SEAMEO Secretariat, Ethel P. Valenzuela, memberikan sambutan pembukaan webinar dengan menjelaskan peran guru dalam pembelajaran abad 21.

Menurut Ethel, guru bahasa harus menguasai keterampilan abad ke-21 serta terus mengasah dan meningkatkan keterampilan diri untuk memenuhi tuntutan global, kehidupan, dan pekerjaan.

“Hal tersebut bermakna bahwa guru diharapkan tidak hanya merancang pembelajaran untuk penguasaan materi, tetapi juga memfasilitasi siswa untuk mengembangkan keterampilan lain yang dibutuhkan,” ucap Ethel.

Baca juga: UI Buka Program Pre-University bagi Siswa SMA Rasakan Kuliah di UI, Yuk Daftar

Secara ringkas, Deputi Direktur Program SEAQIL, Esra Nelvi M. Siagian, menyampaikan bahwa webinar ini diikuti oleh 864 partisipan dari sembilan negara anggota SEAMEO, yakni Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Kamboja, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Esra menambahkan bahwa webinar ini menghadirkan pakar dan praktisi yang mumpuni, yakni Assoc. Prof. Suzanne Choo Shen Li (National Institute of Education, Singapura), Ismi Siti Fajarsih (SMAN 1 Kasihan, Indonesia), Siti Zakia (SMKN 2 Tebing Tinggi, Indonesia), dan Tri Hastuti (SMAN 1 Pasir Penyu, Indonesia).

Webinar ini mengajak para guru dan tenaga kependidikan di Asia Tenggara untuk memahami dan mengimplementasikan kecakapan 6C dalam pembelajaran bahasa di abad ke-21.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com