Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter RS UNS: Sakit Paru Terbagi Jadi 2 Kategori

Kompas.com - 29/09/2022, 21:52 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Dokter Spesialis Paru dari RS UNS, dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari membagi penyakit paru ke dalam dua kategori, yaitu penyakit paru menular dan tidak menular.

Dia juga menyebutkan penyebab-penyebab penyakit paru tersebut.

Baca juga: Punya 400 Anggota Tim Bayangan, Pengamat: Nadiem Tak Percaya ASN Kemendikbud

Untuk penyakit paru yang menular, itu karena bakteri dan virus, seperti Covid, influenza dan pneumonia.

Untuk asma penyebabnya macam-macam, ada yang dikarenakan keturunan, kelelahkan akibat excersice berlebih, lingkungan atau jenis pekerjaan.

Misalnya bekerja di industri tekstil atau sablon itu bisa menyebabkan sesak napas dan batuk berdarah. Kemudian rokok juga menyebabkan penyakit paru.

"Lingkungan perokok juga bisa kena penyakit paru," ucap dia dalam keterangannya, Kamis (29/9/2022).

Dia menekankan, bahayanya asap rokok bagi orang di sekitarnya, terutama pada anak kecil.

"Anak kecil lebih mudah terpapar penyakit paru. Contohnya ketika seorang ayah yang perokok pulang ke rumah dan langsung menggendong anaknya tanpa membersihkan tubuh terlebih dahulu bisa berpotensi menyebabkan pneumonia dan infeksi paru. Anak bisa jadi sesak napas hingga butuh dirawat dan mengonsumsi antibiotik," ungkap dia.

Dia pun menyarankan kepada perokok aktif yang memiliki anak untuk berhenti merokok.

"Sebaiknya menghentikan merokok. Kalau belum bisa ya pelan-pelan dengan cara mandi dulu sebelum menggendong anak," ujar dia.

Baca juga: Sosok Alvin, Sarjana Terbaik ITS dengan IPK 3,96

Terkait gejala penyakit paru yang mengharuskan untuk dibawa ke rumah sakit, dia menyebut gejala yang dialami akan berbeda-beda, tergantung apakah pasien sudah memiliki penyakit paru sebelumnya atau tidak.

Untuk proses penyembuhan pada penyakit paru juga tergantung dari jenis penyakit itu sendiri.

"Untuk asma tidak bisa sembuh tapi terkontrol, untuk kanker paru memang jumlah kesembuhan 100 persen masih dikit, tapi bisa dimaksimalkan sampai kondisi optimal untuk pasien bisa bekerja. TBC bisa sembuh sempurna asal ketahuan cepat, pengobatan tepat, pasien tidak putus obat, serta bukan merupakan kasus yang terlalu berat," jelas dia.

Dia merekomendasikan beberapa aktivitas untuk mencegah penyakit paru serta menjaga kesehatan paru, seperti berenang, bersepeda ringan, serta jalan pagi.

"Karena mencegah lebih baik. Olahraga yang sederhana tapi konsisten," tutur dia.

Selain itu, di juga menyampaikan makan-makanan bergizi juga dapat membantu untuk menjaga kesehatan paru.

Terakhir, dia menyatakan betapa pentingnya menjaga kesehatan paru untuk diri sendiri dan juga lingkungan sekitar.

Baca juga: Agar Ginjal Sehat, Dosen UM Surabaya: Jauhi 3 Makanan dan Minuman Ini

"Dengan menjaga paru kita tetap sehat, kita juga akan ikut menjaga lingkungan kita tetap sehat. kita ikut berperan di situ. Paru sehat bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk menjaga kesehatan paru orang di sekitar kita. Paru sehat memang untuk semua," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com