Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Bobot Penilaian Universitas Unggulan AS dan Inggris

Kompas.com - 27/09/2022, 19:42 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Bobot penilaian universitas unggul di Amerika Serikat (AS) dan Inggris tidak hanya melihat nilai akademis dalam proses seleksi. Kepribadian, kepemimpinan, dan kegiatan ekstrakurikuler yang pernah diikuti turut menjadi pertimbangan.

Sebagai informasi, tidak mudah untuk dapat lulus dalam seleksi masuk universitas kelas dunia di AS dan juga Inggris.

Setiap tahunnya, universitas unggulan di AS dan Inggris menerima puluhan ribu aplikasi dari seluruh dunia dan hanya meloloskan sebagian kecilnya. Sebagai contoh, tahun ajaran 2022 ini, Harvard University hanya menerima 4,59 persen dari 42.749 pelajar yang melamar.

Dalam kegiatan Extracurricular and Leadership Building Pro?le Seminar with Crimson Education (24/09/2022) di Jakarta Selatan, Lyn Han, Former Alumni Interviewer di University of Chicago dan US University Admissions Strategist memberikan penjelasan skema seleksi universitas penerimaan di AS dan Inggris yang bersifat holistik.

“Dalam menyeleksi semua calon mahasiswanya, universitas-universitas unggulan di AS dan Inggris tidak hanya menilai pencapaian akademis, Tetapi juga kegiatan ekstrakurikuler dan kepemimpinan, serta kepribadian calon mahasiswa yang tersirat melalui penulisan esai dan wawancara," tegas Lyn Han.

Selama ini, lanjut Lyn Han, ada anggapan kuat pelajar yang memiliki nilai rapor sempurna pasti bisa menembus universitas unggulan seperti Harvard University atau University of Oxford.

"Pencapaian akademis memang penting, tetapi bukan golden ticket yang dapat menjamin keberhasilan seseorang dalam menembus universitas kelas dunia,” jelas Lyn Han.

Pendekatan holistik

Dengan pendekatan holistik yang memungkinkan calon mahasiswa dinilai secara utuh, bakat dan minatnya pun menjadi penting untuk penilaian dalam seleksi penerimaan universitas.

Vanya Sunanto, Country Manager, Indonesia di Crimson Education memaparkan adanya perbedaan antara pendekatan dalam sistem pendidikan di Indonesia yang cenderung mengutamakan pencapaian akademis dengan sistem pendidikan di AS dan Inggris yang cenderung holistik.

Baca juga: Akun Resmi BP3 Kemendikbud untuk Seleksi Masuk PTN 2023, Jangan Salah

"Inilah yang dijembatani Crimson Education melalui layanan konsultasi dan bimbingan seleksi penerimaan universitas di AS dan Inggris. Di Crimson, kami selalu mengawali layanan kami dengan menggali segala sesuatu tentang calon siswa kami, mulai dari bakat, minat, kelebihan, kekurangan, aspirasi, hingga cita-cita yang ingin ia capai," jelas Vanya Susanto.

Ia menyampaikan,pihaknya tidak hanya merancang rencana akademis yang terpersonalisasi dan memberikan bimbingan akademis, tetapi juga bimbingan non-akademis yang mencakup pengembangan pro?l ekstrakurikuler dan kepemimpinan, penulisan esai, dan persiapan wawancara.

"Semuanya kami lakukan secara strategis dan statistik kami telah membuktikan bahwa pendekatan ini memiliki tingkat keberhasilan yang lebih baik daripada pendekatan yang semata-mata mengandalkan pencapaian akademis,” jelas Vanya Sunanto.

Menurut Vanya Sunanto, pro?l ekstrakurikuler dan kepemimpinan yang kuat dapat dibangun dari ide yang sederhana atau bahkan kegemaran pribadi, selama disertai dengan konsistensi.

Bobot penilaian universitas AS

Dalam seleksinya, universitas-universitas unggulan di AS menilai semua calon mahasiswanya berdasarkan tiga hal utama: pencapaian akademis (40 persen), pro?l ekstrakurikuler dan kepemimpinan (30 persen); serta esai dan wawancara (30 persen).

Universitas-universitas tersebut tidak mencari mahasiswa yang sekadar cemerlang secara akademis, melainkan mahasiswa yang cerdas, kreatif, berinisiatif tinggi, dan memiliki jiwa kepemimpinan.

Mereka mencari sosok yang memiliki semangat untuk menciptakan perubahan di dunia. Di sinilah peranan pro?l ekstrakurikuler dan kepemimpinan dalam memperkuat aplikasi calon mahasiswa.

Kegiatan ekstrakurikuler dan kepemimpinan yang terbukti membawa manfaat atau memberikan dampak sosial, meskipun pada skala kecil, akan semakin memberikan nilai lebih.

Bobot penilaian universitas Inggris

Sedikit berbeda dengan AS, universitas-universitas unggulan di Inggris memiliki kecondongan mencari sosok akademisi yang teguh menjunjung ilmu pengetahuan, sehingga bobot penilaian dalam tahapan seleksinya pun berbeda.

Baca juga: Kemendikbud Ristek: Seleksi Masuk PTN 2023 Lebih Bebas Tentukan Prodi

 

Pencapaian akademis memiliki bobot penilaian sebesar 75 persen, sedangkan bobot penilaian pro?l ekstrakurikuler dan kepemimpinan adalah 15 persen, dan 10 persen sisanya merupakan bobot penilaian esai dan wawancara.

Kegiatan ekstrakurikuler dan kepemimpinan untuk seleksi penerimaan universitas di Inggris pun tidak dapat dipilih secara sembarang, melainkan harus memiliki keterkaitan dengan program studi yang diminati.

Setiap pelajar, dengan berbekal motivasi, kesempatan, dan dukungan orang tua, pasti dapat mendalami bakat atau minatnya sehingga bakat atau minat tersebut menjadi sebuah kegiatan yang menghasilkan dampak positif.

Selanjutnya, dengan bimbingan dari pakar pendidikan berpengalaman, kegiatan tersebut dapat bertransformasi menjadi pro?l ekstrakurikuler dan kepemimpinan yang kuat untuk mengantarkannya menuju universitas kelas dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com