Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa IPA, IPS, Bahasa Bisa Lintas Jurusan di SNMPTN-SBMPTN Skema Baru

Kompas.com - 16/09/2022, 08:10 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Albertus Adit

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Kemendikbud Ristek mengizinkan semua siswa yang mengikuti seleksi masuk PTN 2023 bisa lintas jurusan.

Ketua Tim Persiapan Masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) 2023 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Prof. Budi Prasetyo menegaskan lintas jurusan diterapkan di Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (atau dulu SNMPTN) dan Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (atau dulu SBMPTN) 2023.

Untuk itu, siswa yang saat ini sekolahnya menerapkan kurikulum 2013, tak perlu lagi ragu memilih jurusan sesuai peminatan.

Siswa peminatan IPS atau Bahasa bisa memilih jurusan IPA di Seleksi Nasional Berdasarkan Tes maupun Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi. Begitu juga sebaliknya, siswa IPA bisa memilih jurusan IPS atau Bahasa.

Baca juga: Perbedaan Aturan SBMPTN 2023 dengan SBMPTN 2022

Meski diperbolehkan memilih lintas jurusan, Prof. Budi meminta siswa yang lintas jurusan bisa bertanggung jawab pada jurusan yang dipilih.

"Siswa boleh memilih prodi lintas. Artinya tidak ada batasan anak IPA harus mengambil prodi IPA atau IPS hanya boleh IPS, tidak ada. Jadi artinya boleh lintas, itu bebas. Tetapi, kami menyarankan adik-adik itu bisa memilih jurusan secara merdeka, namun harus bertanggung jawab dan memilih sesuai kemampuan," kata Budi saat mengisi acara Silaturahmi Merdeka Belajar: Mewujudkan Transformasi Seleksi Masuk Pendidikan Tinggi Negeri Berkeadilan, secara daring, Kamis (15/9/2022).

Ia menjelaskan aturan di masing-masing seleksi masuk PTN. Misalnya, Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi akan dikenal yang namanya mata pelajaran pendukung.

"Jadi untuk lolos Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi, siswa harus memiliki nilai bagus di semua mata pelajaran. Untuk mata pelajaran pendukung itu dibutuhkan demi proses kuliah di perguruan tinggi ke depan, agar berkesinambungan," tambahnya.

Baca juga: Daftar Mapel Pendukung untuk Prodi Soshum di SNMPTN Skema Baru 2023

Sementara Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi, Tes Kemampuan Akademik (TKA) yang menguji beberapa mata pelajaran diganti tes skolastik.

Instrumen tes skolastik diharapkan akan memberi kesempatan kepada siswa untuk merdeka memilih jurusan, namun tetap bertanggung jawab.

"Dengan bebas memilih, diharapkan siswa SMA memiliki kesempatan yang sama. Baik dari jenis sekolah (SMA/MA/sederajat) atau siswa yang berasal dari perkotaan atau kabupaten, yang berkecukupan maupun tidak, bisa sama rata. Tak perlu belajar keras dengan berbayar," tambahnya.

Prof Budi juga menjelaskan saat ini belum semua sekolah menerapkan Kurikulum Merdeka yang menghapus jurusan IPA, IPS, Bahasa di jenjang SMA.

Banyak sekolah yang masih menerapkan Kurikulum 2013, dimana siswa dibedakan antara jurusan IPA, IPS maupun Bahasa.

Untuk itu, Budi mengatakan sebetulnya aturan Seleksi Masuk PTN 2023 terbaru ini akan terasa apabila semua sekolah telah menerapkan Kurikulum Merdeka.

Dengan perubahan ini, maka transformasi masuk perguruan tinggi saat ini menjadi sejalan dengan transformasi yang telah dilakukan pada pendidikan dasar dan menengah sesuai Permendikbud No. 48 Tahun 2022 Tentang Penerimaan Mahasiswa Baru Program Diploma dan Program Sarjana pada Perguruan Tinggi Negeri.

Baca juga: Tertarik Jurusan Kuliah Ekonomi Pembangunan, Ini Prospek Kerjanya

Tak cuma meminta siswa bisa mengukur kemampuannya dan bertanggung jawab atas pilihannya, ia juga meminta orangtua dan guru bimbingan konseling untuk memberikan arahan dalam memilih prodi sesuai dengan minat, bakat dan kemampuan anak.

"Juga mohon tetap mencermati kembali persyaratan prodi tersebut di PTN pilihan Anda apakah sudah sesuai dengan kondisi saudara," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com