Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/09/2022, 19:23 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) kembali menambah guru besar. Ada sebanyak sembilan guru besar yang dikukuhkan pada Sabtu (3/9/2022).

Melansir laman UNY, guru besar bidang ilmu Strategi Pembelajaran Bahasa di Sekolah Dasar Program Studi PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan diberikan kepada Prof. Dr. Ali Mustadi, S.Pd, M.Pd.

Guru besar bidang ilmu Psikologi Perkembangan Fakultas Ilmu Pendidikan diberikan untuk Prof. Dra. Yulia Ayriza, M.Si., Ph.D., Psikolog.

Baca juga: Serat Rami Diteliti Guru Besar UNY Jadi Bahan Anti Peluru

Guru besar bidang ilmu Linguistik Terapan Fakultas Bahasa dan Seni diberikan Prof. Dr. Wening Sahayu, M.Pd.

Prof. Dr. Jailani, M.Pd., menjadi guru besar bidang ilmu Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Fakultas MIPA.

Prof. Dr. Isana Supiah Yosephine Louise, M.Si., adalah guru besar bidang ilmu Elektrokimia Fakultas MIPA.

Guru besar bidang ilmu Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial diberikan kepada Prof. Dr. Sunarso, M.Si.

Guru besar bidang ilmu Geografi Manusia Fakultas Ilmu Sosial adalah Prof. Dr. Dra. Hastuti, M.Si.

Prof. Dr. Eng. Ir. Didik Nurhadiyanto, S.T., M.T., IPU., adalah guru besar bidang ilmu Rekayasa Material Fakultas Teknik.

Prof. Dr. Ria Lumintuarso, M.Si., menyandang guru besar bidang ilmu Pendidikan Kepelatihan Atletik Fakultas Ilmu Keolahragaan.

Baca juga: Dosen UNY Inovasi Alat Monitoring Sarang Penyu Otomatis

Menurut Ali Mustadi, guru harus kreatif dalam penggunaan media digital untuk menunjang proses pemerolehan kesantunan berbahasa anak di sekolah.

Hal ini karena media digital memegang peranan yang cukup penting dalam proses pemberian stimulasi karena media ini dapat memperlancar pemahaman serta memperkuat ingatan anak.

Sumber daya digital yang kaya ini perlu digali oleh lingkungan pendidikan untuk mendukung perkembangan bahasa dan kesantunan berbahasa anak.

Untuk pendidikan di era digital dan menyiapkan generasi emas 2045, perlu ditandaskan bagaimana bersikap santun dalam penggunaan bahasa pada ragam bahasa lisan yang ditulis untuk mengomentari, mendukung, menyatakan keberatan, ketidaksetujuan, dan seterusnya.

Sedangkan Yulia Ayriza memaparkan Social Emotional Learning merupakan kepingan penting dan bermakna yang akan melengkapi proses pendidikan dalam mengembangkan kekuatan karakter (character strength) di sekolah.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com